Prevalensi Tengkes di Riau Terus Menurun

Pekanbaru | Rabu, 04 Oktober 2023 - 13:33 WIB

Prevalensi Tengkes di Riau Terus Menurun
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Project Exposure Program Kemitraan Pendampingan Teknis dan Advokasi untuk percepatan penurunan tengkes (stunting) di Provinsi Riau resmi dibuka, Selasa (3/10). Kegiatan ini dibuka Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Riau di Pekanbaru. 

Dalam arahannya, Wakil Gubernur Riau mengatakan berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, prevalensi stunting di Provinsi Riau berada di angka 17 persen. “Di mana ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 22,3 persen,” ujarnya.


Ia mengatakan, sembilan dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau sudah berhasil mencapai target penurunan prevalensi stunting di bawah 20 persen. “Sementara untuk tiga kabupaten masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada sebagai upaya percepatan upaya penurunan stunting,” katanya.

Berdasarkan pelaporan aksi konvergensi per 31 Desember 2022 lalu dan pendataan keluarga tahun 2022 telah dilaporkan di Provinsi Riau terdapat 16.422 ibu hamil, 11.014 balita yang terindikasistunting dan sebanyak 389.030 keluarga berisiko stunting. Maka dari itu, intervensi kepada balita, ibu hamil, dan keluarga berisiko stunting menjadi prioritas dalam mencegah lahirnya balita stunting baru.

“Provinsi dan kabupaten/kota agar merapatkan barisan dan menyusun strategi supaya target tercapai,” ujarnya.

Dalam hal pelaksanaan intervensi sesuai Perpres Nomor  72 tahun 2021, telah ditetapkan target indikator antara yang harus dicapai  seluruh pemda. Berdasarkan laporan  TPPS  semester 1  2023, terdapat beberapa indikator yang masih memerlukan perhatian.

Yaitu konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, pemberian ASI ekslusif pada bayi yang berumur di bawah enam bulan, imunisasi dasar lengkap pada anak umur di bawah 12 bulan, pelayanan KB pascapersalinan serta pendampingan keluarga berisiko stunting. 

“Memperhatikan pelaporan dan capaian target tersebut, maka pelaksanaan delapan aksi konvergensi dan strategi komunikasi perubahan perilaku menjadi strategi kunci dalam percepatan penurunan stunting di  Riau,” ucapnya.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook