PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pagi-pagi sekali, warga sudah ramai berdatangan ke Kantor PMI Pekanbaru, Jalan Cut Nyak Dhien, Kamis (2/2). Di sana sedang pasar murah atau Gerakan Pangan Murah (GPM) oleh Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru.
Warga yang didominasi ibu-ibu itu langsung menyerbu barang keperluan pokok yang dijual murah. Dan minyak goreng menjadi komoditi yang paling dicari dan terlaris.
Di pasar murah ini, beras 10 kilogram hanya dijual Rp110 ribu. Lalu minyak goreng dua liter Rp27 ribu, gula pasir 1 kilogram Rp13 ribu.
Kemudian pangan yang lain seperti beras Bulog dijual dengan harga Rp45 ribu kemasan 5 kilogram. Ada juga mi instan, cabai merah, bawang, dan telur dan lainya.
Warga yang ingin membelinya terlebih dahulu mengambil kupon. Setelah mengantongi kupon, barulah bisa mendatangi setiap stan yang menawarkan pangan tersebut.
''Mumpung lagi murah, belanja minyak goreng di sini saja. Di luar harga minyak goreng kan lebih mahal,'' ungkap Rina, salah satu warga yang mendatangi pasar murah itu, kemarin.
Pangan lainnya yang cukup banyak pembelinya yaitu beras. Beras Bulog juga banyak yang membelinya karena dilihat kualitasnya cukup bagus. ''Beli bahan sembako, ada gula pasir, minyak dan beras Bulog cukup murah. Kalau tiap bulan ada pasar murah seperti ini tentu sangat membantu,'' kata Winarti, warga lainnya.
Rencanakan Dua Kali dalam Sebulan
Sementara itu, Kepala Disketapang Kota Pekanbaru El Syabrina mengatakan bahwa pasar murah merupakan tugas pokok dan salah satu fungsi dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru. Di mana dinas ini menjamin ketersediaan pangan, konsumsi pangan dan distribusi pangan.
''Jadi pasar murah ini termasuk pada distribusi pangan. Artinya, pangan yang murah tersedia bagi masyarakat. Melalui gerakan pasar murah ini kita memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh harga pangan tertentu, terutama penyumbang inflasi tertinggi seperti beras, cabai, bawang, telur dan lainnya,'' ujar El Syabrina.
Dijelaskannya, pelaksanaan pasar murah yang dilaksanakan di halaman Kantor PMI Pekanbaru, Jalan Cut Nyak Dhien, Kamis (2/2) bukanlah disubsidi oleh Pemko Pekanbaru. Melainkan Corporate Social Responsibility (CSR)dari pihak swasta. Ada beberapa komoditi yang disediakan Disketapang untuk dibeli warga dengan harga murah pada pasar murah.
Komoditi itu yakni minyak isi 2 liter Rp27 ribu, gula pasir 1 Kg Rp13 ribu, Beras Selais 10 kilogram Rp110 ribu. Kemudian beras Bulog 5 Kg dengan Rp45 ribu, Nugget Maxking Rp20 ribu, Indomie goreng 5 pcs Rp13 ribu, telur ayam 8 butir Rp13 ribu, cabai bukittinggi 1 kilogram Rp55 ribu, dan bawang 1 kilogram Rp32 ribu.
''Pasar murah ini digelar dengan mendatangkan langsung distributor, sehingga masyarakat dapat berbelanja dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga pasar,'' katanya.
Dengan langsung dari petani dan distributornya, harga yang ditawarkan di pasar murah juga harga distributor dan petani. Sehingga harganya pun sedikit murah dari harga pasar.
''Pasar murah bukan disubsidi, tetapi kita memotong mata rantai, jadi kita langsung kepada distributornya dan petani. Kalau untuk cabai dan bawang itu langsung dari petaninya. Tapi untuk komoditas beras, gula, mi instan, itu langsung ke distributornya,'' terang El Syabrina.
Menurutnya, pasar murah ini merupakan yang pertama dilakukan Disketapang Kota Pekanbaru pada tahun ini. Pihaknya berencana akan menggelar pasar murah ini dua kali dalam sebulan. Rencananya, pasar murah ini tidak hanya di Jalan Cut Nyak Dh ien saja, akan tetapi juga digelar di kecamatan lainnya.
''Dalam satu bulan ada dua kali kita laksanakan. Jadi tidak hanya di sini. Kami akan roadshow, sehingga masyarakat di kecamatan lainnya juga dapat mengakses pemasaran usaha pangan bersama secara lestari,'' ungkapnya.
Ia juga mengakui, harga yang ditawarkan memang tidak jauh berbeda, namun harga ini lebih murah dari harga pasar. Hal itu lantaran tidak ada subsidi dari pemerintah maupun bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan swasta.(ilo/dof/yls)
Laporan TIM RIAU POS, Kota