Kesulitan tersebutlah yang membuat Puji membelikan anaknya yang masih duduk di kelas 9 SMP satu unit sepeda motor. Tanpa pikir panjang, Kiki sang anak dibiarkan mengendarai motor pulang pergi sekolah. Parahnya lagi, tak jarang Kiki membonceng si bungsu menuju SD yang tak jauh dari rumah.
Saat ditanya mengenai keselamatan, Puji mengaku sudah melatih anaknya terlebih dahulu. ”Sebelum kita kasih tentunya kita latih dulu dia sampai bisa. Setelah lancar baru kita beri izin membawa sendiri. Helm juga kami sediakan agar lebih aman,” ungkapnya.
Ia juga mengaku selalu memberi arahan kepada si buah hati untuk berhati hati dan mentaati rambu rambu. Lantas, bagaimana dengan kepemilikan SIM. Apakah ia merasa bersalah membiarkan buah hati berlalu lintas tanpa SIM? ”Ya mau gimana lagi. Merasa bersalah pasti, tapi kalau tidak bawa motor ini anak akan telat datang ke sekolah dan lebih buruk lagi keadaannya. Teman teman Kiki juga sudah banyak yang membawa motor kesekolah. Lagi pula kita selalu mengingatkannya untuk berjalan di jalan tikus agar terhindar dari polisi,” tambahnya lagi.
Ya, kini dengan sadar orang tua memberikan izin mengemudi sepeda motor kepada anaknya yang masih ibarat putik manusia. Alasan yang bisa ditangkap dari keputusan tersebut adalah buruknya armada transportasi umum dan kesibukan orang tua. Ditambah lagi, saat ini juga orangtua bisa dengan mudah mendapatkan satu unit sepeda motor untuk anaknya. Dengan DP Rp500 ribu, motor dengan berbagai tipe bisa langsung dibawa pulang.***