KOTA (RIAUPOS.CO) - Hari sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB. Daging sapi segar dagangan Andis (60) masih menumpuk di losnya yang berada di Pasar Pusat. Siang itu, pembeli juga sudah mulai lengang. Ia hanya bisa menanti rezeki yang tak pasti.
Sejak harga daging sapi melonjak tinggi, diakuinya penjualannya sangat jauh dari biasanya. Sebagai gambaran, saat harga sapi masih normal, perharinya ia bisa menjual satu ekor sapi. Namun kini, hanya setengah ekor saja. ”Sekarang setengah ekor saja susah jualnya. Orang lebih memilih ayam karena murah. Perlahan, sapi ditinggalkan dari daftar belanjaan,” ungkap Andis, Rabu (27/1).
Saat ditanya apakah ada pengaruh pajak daging impor kepada mereka, Andis menjawab berpengaruh. Karena harga jual sapi dari daerah juga melonjak. Sebagai pengecer ia terpaksa menjual sesuai kenaikan modalnya. Sejak awal tahun lalu hingga saat ini harga terus mengalami kenaikan. Kini, ia menjual daging segar tersebut seharga Rp125 ribu per kilogram.