Berbagai penolakan dari masyarakat dan keengganan sejumlah anggota untuk kembali ke daerahnya, menurut Tjahjo Kumolo bisa diupayakan melalui pembinaan yang dilakukan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan MUI misalnya. Selain itu Ia yakin, masyarakat dapat memaafkan kelompok Gafatar yang ingin kembali atau sudah tobat.
“Kalau memang tidak mau kembali, maka dia mau akan masuk program transmigrasi. Sudah diperintahkan kepada seluruh aktifitas yang berhubungan dengan Gafatar untuk menutup seluruh kantor dan kegiatan jika ditemukan secara terselubung di rumah-rumah warga,” tambahnya.
Lebih lanjut menurut Tjahjo Kumolo Kemendagri bukan kecolongan melainkan minimnya personil untuk mendeteksi langsung keberadaan dari Ormas tersebut.. Ia juga meminta agar seluruh pihak dapat bersama-sama mendeteksi sejak dini adanya paham radikal dan ormas seperti Gafatar.
“Harus dibangun koordinasi deteksi dini ditingkat RT dan RW. Dimulai dari lingkungan, sehingga langkah antisipasi bisa terlaksana dan tidak menyuburkan gerakan atau Ormas serupa ke depan,” harapnya.(gem)