Yang ia takutkan adalah dampak aktivitas tersebut kepada buah hati mereka. Buah hati mereka secara tidak langsung mendengar cerita tentang hal tersebut sering penasaran menanyakannya kepada mereka. Karena tak ingin buah hati menjadi imbas dari hal negatif tersebut ia sebisa mungkin tak mengizinkan buah hatinya keluar lewat di atas pukul 21.00 WIB. Ia tak ingin putra putrinya melihat langsung apa yang selama ini membuat warga komplek resah.
Sementara itu, warga lainnya, Asriadi mengaku sudah waktunya pemerintah cabut prostitusi tersebut hingga keakar.
”Upaya sebelumnya masih belum kuat dan maksimal. Kami harap pemerintah tidak menyerah sampai di sini. Karena jika bukan pemerintah yang menuntaskannya, siapa lagi,” tambahnya.
Sekitar pertengahan tahun lalu memang sudah ada koordinasi dari pemko agar wilayah tersebut mendapa) penjagaan. Namun menurut warga kini penjagaan sudah tak lagi ada sehingga aktivitas kembali marak.(a)