Sementara itu, Camat Limapuluh Hadiyanto menyebutkan, program dari Kementrian ESDM tersebut merupakan semacam tahap awal dan dilakukan di Riau untuk pertama kali di Kecamatan Limapuluh. ”Guna mengurangi konvensi gas elpiji tiga kilogram di masyarakat, ESDM membuat penyaluran gas ke rumah- rumah masyarakat khususnya di Kecamatan Limapuluh. Mengingat saat ini suplai elpiji kita masih impor, maka nantinya bahan baku gas yang disalurkan ke masyarakat berasal dari gas alam,” ungkap camat.
Dalam realisasinya nanti, penyaluran gas tersebut hampir sama dengan penyaluran air oleh PDAM. Saat masyarakat perlu gas, mereka bisa langsung menyalakan kompor gas. Dalam hal ini, tabung gas nantinya tidak akan dipergunakan lagi. Sementara itu, untuk regulator penyalurnya sendiri nantinya ada beberapa titik dan salah satunya berada di Kantor Camat Limapuluh.
”Ini yang pertama dilaksanakan di Riau,’’ terangnya.
Saat ditanya tentang pembayaran, camat mengaku kurang tahu persis. Namun yang jelas menurutnya, biayanya akan lebih murah dibanding harga elpiji dan jelas memudahkan masyarakat. Ia berharap, dalam waktu dekat infrastruktur yang telah dipasang di rumah rumah warga bisa segera disalurkan gas. Sehingga masyarakat bisa seger mencicipinya.
Menanggapi kekhawatiran masyarakat, camat mengungkapkan bahwa menurut kontraktor pelaksana, pipa gas dibuat seaman mungkin. ”Menurut kontraktor, nantinya tekanan yang diberikan sangat rendah. Sehingga potensi kebocoran juga rendah. Kalaupun ada kebocoran, gas yang keluar akan langsung berbaur diudara,” jelasnya.
Untuk itu, kedepan ia berharap program yang berkonsep smart city ini bisa menghemat pemakaian energi gas elpiji dan bermanfaat besar bagi masyarakat. (cr3/yls)