KOTA (RIAUPOS.CO) - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru Abdul Jamal memastikan pihaknya akan menanggung semua biaya pengobatan murid yang dirawat akibat robohnya bagian dari tembok SDN 121. Dia mengungkapkan, bahwa yang roboh bukanlah tembok pagar. Melainkan, tambahan penutup bagian tembok dekat plang nama sekolah.
‘’Yang pertama sata ingin klarifikasi. Itu bukan pagar yang roboh. Itu tambahan penutup karena plang nama itu. Bukan pagar,’’ kata Kadisdik kepada Riau Pos, Kamis (7/2) melalui sambungan elepon.
Dia menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut. ‘’Tentu kita berdoa agar bisa kembali sekolah. Kalau masalah yang lain-lain, karena terjadinya di sekolah, kita yang tanggung jawab. Termasuk biaya di rumah sakit,’’ imbuhnya.
Pihak sekolah, kata Jamal, sudah dipanggilnya. Dia juga sudah mengecek ke lokasi kejadian. ‘’Kalau dilihat kasat mata, itu kan masih kokoh. Yang roboh itu 70 cm. Jadi itu sudah kami buka semua,’’ jelasnya.
Dari keterangan yang dia dapat, Jamal menyebut peristiwa itu terjadi ketika ada orang yang berjualan di sekitar sekolah. Karena pagar ditutup, murid-murid memanjat penutup bagian tembok.
‘’Itu kan miring, yang lain pagar kita terali tak mungkin manjat,’’ungkapnya.
Jamal memastikan bagian yang roboh itu bukanlah pekerjaan yang dilakukan oleh Pemko Pekanbaru. Karena tak mungkin proyek pemerintah dikerjakan sembarangan.’’Itu kan 70 cm. Tidak mungkin paket 70 cm, kalau kita kan pakai spek. Itu sekolah (yang bangun, red). Lihatlah di sana. Belepotan gitu. Kalau pagar itu lurus,’’ tegasnya.
Robohnya pagar ini bukanlah kejadian pertama terjadi di Pekanbaru. Sebelumnya malah sudah merenggut dua nyawa. Disdik kala itu berjanji mengecek seluruh fasilitas yang ada di sekolah.
Jamal kepada Riau Pos menyebut pengecekan sejak kejadian sebelumnya langsung dilakukan ke beberapa sekolah. ‘’Kemarin kami sudah cek semua. Di SMPN 8 sudah kami robohkan pagar sampingnya. Di SMPN 21 yang retak-retak juga. Sampai ke Rumbai di SMPN 15, plafon yang gantung kami tanggalkan. Berarti kami sudah berusaha,’’ jelasnya.
Meski begitu, saat ditanya jumlah berapa total yang sudah didata, dia tak menyebutkan. Dia beralasan jumlah sekolah yang ada banyak sekali. Pihaknya melakukan penanganan dengan langsung pada tiap sekolah yang didatangi.
‘’Kami sambil jalan ke sekolah-sekolah. Kita kan ada 509 sekolah termasuk swasta juga. Kami kan sambil jalan ini. Setiap kunjungan ke sekolah tiap temuan kita respon,’’ tutupnya.
Sementara itu, pengamat perkotaan Mardianto Manan prihatin dengan kembali terjadinya tragedi tembok pagar sekolah roboh. Dikatakannya, kejadian itu semakin membuktikan bahwa perlunya perencanaan yang matang sebelum membangun sebuah konstruksi bangunan apapun.
“Ini sudah yang kedua kalinya mata kita tersentak dengan melihat anak-anak kita, calon pemimpin bangsa masa depan menjadi korban dari robohnya tembok yang dibangun tanpa perencanaan yang matang,” katanya.