Ditambahkan warga Rumbai itu, berdasarkan informasi yang diterima permasalahan ini, karena ada masalah internal antara pimpinan perusahaan. “Sebelum lebaran kondisi juga seperti ini, tapi perusahaan membayarnya. Kalau ada masalah internal jangan kami yang dijadikan korban,” paparnya.
Senada juga disampaikan karyawan lainnya. Dia menyebutkan, sebanyak 368 orang karyawan telah melakukan mogok kerja sejak, Sabtu (30/6) lalu, yang disebabkan tunggakan pembayaran gaji. “Kita menunut gaji untuk dibayarkan,” jelas pria berinisial Mn.
Selain permasalahan gaji, dikatakannya, pihak perusahaan juga tidak membayarkan iuran Badan Penyelanggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan selama dua bulan. Begitu pula dengan iuran BPJS Kesehatan yang belum dibayarkan selama satu bulan.
Dengan kondisi ini lanjut Mn, pihaknya mengaku cemas. Mengingat apabila ada anggota keluarga yang sakit, dikhawatirkan tidak bisa lagi mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Jadi ada tiga tuntutan kita, bayar gaji, iuran BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan,” imbuhnya.
Terhadap permasalahan tersebut dijelaskannya, pihaknya telah menyampaikan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Riau dengan melayangkan surat beberapa waktu. Akan tetapi hingga belum ada tindak lanjutnya.
”Kami surati pada 3 Juli lalu. Sudah kita jumpai dan turun katanya pekan depan, karena beralasan hari ini (kemarin, red) ada kegiatan di Jakarta. Itu tidak jadi alasan, karena tidak semua berangkat. Kami heran mengapa harus diundur-undur,” keluhnya.
Sementara itu, pihak manajemen PT Ricry belum bisa dikonfirmasi untuk menjawab permasalahan tersebut. Pasalnya ketika Riau Pos menyambangi kantornya dalam kondisi kosong dan tidak ada satupun karyawan yang bisa memberikan keterangan.(gem)
Laporan RIRI RADAM, Kota