Rosyadi mengungkapkan tidak ingin UIR disusupi oleh ideologi radikalisme. Untuk itu, saat ini UIR sudah menambah satpam, kamera CCTv dan portal di beberapa gerbang kampus.
“Kalau ada yang mau lembur kegiatan, cukup sampai pukul 22:00 WIB, dengan melapor terlebih dahulu kepada satpam untuk memberitahu dan meminta izin,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Mahasiswa (Presma) UIR Hengky Primana mengatakan, ada beberapa poin dari kebijakan baru tersebut yang menurutnya cukup membatasi. Seperti pelarangan menginap dan juga meminimalisir kegiatan malam di kampus.
“Mahasiswa di sini tugas dan fungsinya tidak hanya sebagai akademisi, juga sebagai kontroler. Tetapi, kami semua ini di pagi hingga sore penuh dengan kegiatan perkuliahan. Malam lah menjadi waktunya buat kami diskusi ide, pikiran dan lainnya. Selanjutnya, kami akan melangsungkan konsolidasi akbar dengan seluruh organisasi intra kampus terkait kebijakan baru tersebut,” kata Hengky.
Dikatakannya, akan dibahas mengenai peraturan-peraturan kemahasiswaan di UIR. Apa yang harus di kedepankan dan apa yang harus dihapuskan serta program bersama yang akan membuat UIR bermarwah. Terpenting menguntungkan kedua belah pihak.
“Saya sebagai Presiden Mahasiswa siap di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak-hak mahasiswa. Tentunya dengan dukungan dari mahasiswa di UIR juga,” ungkapnya.(cr8)