RAMADAN 1439 HIJRAH

Agenda Dakwah Sudah Disusun

Pekanbaru | Selasa, 15 Mei 2018 - 10:53 WIB

Agenda Dakwah Sudah Disusun
Stan Pedagang: Penomoran stan pedagang pasar Ramadan RW 12, Kelurahan Sialang Munggu, di kawasan Masjid Al Fithrah, Jalan HR Soebrantas, Panam, Senin (14/6/2018). Di area ini pedagang akan menggelar dagangan selama Ramadan. Cr8/Mirshal/Riau Pos

Sebanyak 800 masjid dan musala yang terdaftar di MDI Kota Pekanbaru sudah mendapat jatah agenda dakwah dari 1.088 dai yang akan mengisi dakwah di masing-masing masjid nantinya, termasuk salah satunya ustad kondang H Abdul Somad Lc MA.

“Sudah diagendakan semua jadwal dan tema dakwahnya, nantinya setiap masjid mendapat jadwal dai dari MDI dengan sistem roling. Ada beberapa masjid yang meminta dijadwalkan dengan ustaz tertentu, tapi itu juga kami sesuaikan dengan agenda keseluruhan supaya merata, dan juga pengajuannya sebelum agenda disusun” jelas Asrori, Senin (14/5).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 Lebih banyaknya mubaligh daripada jumlah masjid bukanlah masalah bagi Taslim, pasalnya mengingat agenda dai yang kadang tidak bisa hadir dengan alasan tertentu akan digantikan oleh dai yang lain tapi dengan tema yang sudah ditetapkan. Pasalnya IKMI sendiri memiliki 720 mubalig yang terdaftar dan 680 masjid yang tersebar di 5 kabupaten/kota. Untuk Kota Pekanbaru sendiri terdapat 520 masjid dan sisanya tersebar di Kabupaten Siak, Kampar, Pelalawan, dan Bengkalis.

Untuk perekrutan para mubalig baik itu di MDI ataupun IKMI, sama-sama melakukan seleksi. Seleksi yang dilakukan juga mengacu paca syarat-syarat layak seorang dai. Tes Alquran merupakan tes wajib dari dua dewan dakwah ini, selain itu tingkat pendidikan dan kelayakan penyampaian serta kepribadian juga menjadi acuan untuk menjadi mubalig.

“Semua mubalig kami itu sebelumnya datang meminta agar terdaftar sebaga mubalig, lalu kami lakukan serangkaian tes, di antaranya tes Alquran, yang paling menjadi acuannya itu kepribadian, karena di situ akan terlihat bagaimana kelayakan menjadi seorang mubaligh, baik itu penyampaian hingga kajian keilmuannya,” terang Asrori.

Sama hal nya dengan MDI, IKMI juga melakukan serangkaian tes untuk para mubalignya, “Pertama tentunya tes Alquran, lalu tingkat pendidikan juga menjadi faktor utama, pasalnya seorang dai itu haruslah menguasai keilmuan Islami agar dapat menjadi contoh. Dai kami juga rata-rata berasal dari perguruan tinggi Islam, baik dalam ataupun luar negeri,” ungkap Taslim.(cr7)

Laporan ADE CHANDRA, Kota









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook