Rizal (28), salah satu warga di Jalan Manyar Sakti yang memarkirkan kendaraannya kepada Riau Pos menuturkan dirinya sengaja memarkirkan mobilnya di tengah jalan agar tidak ada pengguna jalan yang melintasi jalan tersebut. Menurutnya, pernah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa.
“Sengaja saya letak di tengah jalan biar tidak ada yang melintas. Dulu sudah ada kejadian pengendara nekat melintas tapi karena tidak bisa melihat jalan, dia malah jatuh ke got. Kepalanya terbentur batu. Saat dibawa ke rumah sakit, sudah tidak bernyawa lagi,” katanya.
Nur (69), salah satu warga jalan Manyar Sakti yang kediamannya digenangi air menuturkan kondisi banjir seperti ini sudah hampir lima tahun belakangan ini dirasakannya. Namun hingga saat ini belum ada penanganan dari pihak kecamatan untuk mengatasi banjir yang kerap melanda kawasan ini.
“Sudah lima tahun banjir kayak gini tapi sampai sekarang belum ada jalan keluar untuk mengatasi banjir ini,” ucapnya.
Ia berharap kepada pihak yang berwenang agar segera mencarikan solusi terkait banjir yang kerap terjadi ini, agar masyarakat yang tinggal di kawasan ini bisa merasa aman jika hujan turun.
Ikhwan, Ketua RT 04 RW 03 mengatakan, khususnya Jalan Balam Sakti dan Jalan Mayar Sakti, setiap turun hujan sudah dipastikan terjadi genangan air. ‘’Untuk Jalan Balam Sakti sudah kami ajukan perbaikan jalan dan drainase dalam musrenbang sejak empat tahun lalu,’’ katanya.
Sementara untuk Jalan Mayar Sakti, perbaikan jalan dan drainase sudah pernah dilakukan sejak tiga tahun lalu. ‘’Hanya saja kendalanya adalah aliran drainasenya tidak lancar dan tidak mengalir ke arah Jalan HR Soebrantas, tapi justru aliran drainasenya mengarah ke belakang Pesantren Darel Hikmah yang melintasi lahan warga dan bermuara ke danau di kawasan Unri. Kalau tembus ke Jalan HR Soebrantas pasti nggak bakalan banjir seperti ini” ungkapnya.