Menurut Eric istrinya lebih paham bahasa Indonesia, namun ketika antre ingin ikut lomba balap karung, Ani terlihat sedikit bingung menunggu aba-aba dari panitia. Namun ketika peserta lain melompat dengan kaki di dalam goni itu, ia pun ikut bergegas melompat sekuat tenaga.
Namun nampaknya ini pengalaman pertama Ani Roesman dan dirinya harus rela kalah telak dari ibu-ibu komplek. Ia berada pada posisi buncit, bahkan untuk ronde pertama.
‘’Saya dan istri di sini sudah selama 8 bulan. Kami disini untuk belajar Bahasa Indonesia. Ini kegiatan menyenangkan dan lucu, warga juga sangat ramah. Saya memahami apa makna Hari Kemerdekaan bagi orang Indonesia yang pernah dijajah Belanda dan Jepang. Maka saya dan istri ingin ikut merayakan kemerdekaan itu,’’ ucap Eric dalam Bahasa Indonesia yang terpatah-patah dicampur Bahasa Inggris.
Ketua Panitia perayaan Hari Kemerdekaan RI di komplek Pemda Tuti Oyong menyebutkan, hari itu merupakan hari puncak. Prosesi perayaan Hari Kemerdekaan RI ini sendiri sudah dimulai sejak Kamis usai upacara. Malam sebelumnya juga sudah digelar permainan kim dengan hiburan orgen tunggal. Siang itu warga juga dihibur musik orgen tunggal.
‘’Ada banyak acara yang kami mulai sejak Kamis kemarin. Seperti biasa, ada lomba makan kerupuk, tarik tambang, bola volly campuran, bola kasti, futsal bapak-bapak, bola dangdut dan juga pacu goni. Hari ini hari puncaknya, karena hari inilah warga bisa lebih ramai hadir di lapangan,’’ sebut Tuti.
Warga begitu antusias. Di tengah panas menjelang pukul 12.00 siang itu, para ibu-ibu begitu bersemangat mendengarkan musik yang dibawakan biduan. Penuh keringat dan sengatan matahari tidak mereka pedulikan.(ade)