Mariam juga beberapa kali menerima keluhan dari tauke (sebutan orang yang mengantarkan sapinya RPH). Banyak tauke yang menyesalkan dengan keberaaan daging beku impor. Karena menurut mereka peminat konsumen menjadi berkurang dengan daging segar karena harga jual daging beku impor lebih murah.
Pendistribusian daging beku impor juga semakin jor-joran.”Dari cerita tauke, di lapangan pendistribusian daging impor sudah sampai ke kedai-kedai kecil dekat rumah,” ujarnya.
Secara tidak langsung dengan berkurangnya jumlah pemotongan di RPH, juga berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Karena dari hewan yang menggunakan jasa UPTD RPH, tiap hewan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp50 ribu per hewan yang akan dipotong. Mariam juga berharap kepada pemko bisa melengkapi sarana dan prasarana UPTD yang ia pimpin.(cr1/ade)