Suara azhan Zuhur mulai berkumandang, dari kejauhan tampak ada kode yang diberikan oleh salah seorang pemuda bertubuh kurus, tinggi semampai. “Makan, makan, makan”, ucap rekanya itu dari kejauhan.
Tak lama berselang, mereka berjalan menuju sebuah warung kopi berada tak jauh dari pinggir jalan raya. Keluar uang lecek di kedua kantung celananya, dia mulai menghitung rupiah demi rupiah yang didapatkannya dari hasil mengatur jalan. Lima ribu rupiah terjatuh ke lantai diambilnya dan dihitungnya hasil sejam mereka berdiri di tengah jalan.
Seratus ribu lebih uang yang diperolehnya selama berdiri sejam. tak heran saat ini keberadaan mereka mulai meresahkan warga, bukan membantu situasi jalan semakin baik kini malah membuat kemacetan di sana-sini. Bahkan tak jarang juga mereka menyabotase lampu perlintasan sehingga kondisi lalu lintas yang ada di kawasan tersebut menjadi semberawut.
Salah satunya seperti yang biasa terjadi di perempatan jalan Soekarno Hatta depan Pasar Pagi Arengka menuju HR Soebrantas. Saat jam pulang kerja yang sarat akan volume arus pengguna jalan, merupakan waktu yang strategis bagi mereka melakukan aksi pengaturan lalu lintas.