PENGUNJUNG PATUH, WARGA SEKITAR KURANG

Melihat Prokes di Pengurusan SIM RSDC Pekanbaru

Pekanbaru | Rabu, 01 Desember 2021 - 10:30 WIB

Melihat Prokes di Pengurusan SIM RSDC Pekanbaru
Warga mengurus SIM di RSDC Rumbai memakai masker saat antre menyerahkan berkas ke meja petugas yang berjaga di pintu masuk gedung, pekan lalu. (YOSE RIZAL/RIAU POS)

Pekanbaru (RIAUPOS.CO) - Pintu kendaraan belum dibuka saat parkir di depan kantor Riau Safety Driving Center (RSDC) Rumbai, tepatnya di bawah jembatan Siak 3, Pekanbaru. Namun beberapa orang termasuk tukang parkir sudah menunggu di luar. "Mau kemana bang, urus SIM ya. Biar kami bantu mengurusnya," tutur mereka sambil lebih mendekat, pekan lalu. 

MOMEN ini membuat ketakutan tersendiri. Bukan karena takut dipalak atau ditipu karena dilihat dari tampangnya mereka orang baik-baik. Namun ketakutan datang saat melihat mereka mendekat dengan wajah polos tanpa mengenakan masker. Ditambah lagi, pada saat bersamaan ada yang tiba-tiba bersin. Riau Pos pun menolak halus dengan mengucapkan kata tidak usah dan terima kasih. 


Pada pagi ini, Riau Pos mendatangi kantor atau lebih tepatnya kompleks RSDC yang terletak di tepian Sungai Siak tepat di bawah Jembatan Siak 3. Kedatangan ini untuk memperpanjang SIM yang sebentar lagi habis masa berlakunya. Di samping juga melihat penerapan protokol kesehatan terutama pemakaian masker di sini. 

Lokasi RSDC ini dulunya adalah tempat perhentian atau terminal bus Caltex sebuah perusahaan minyak, yang kini sudah dihibahkan. Selain sebagai tempat pembuatan dan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM), kompleks RSDC yang dilengkapi berbagai fasilitas berkaitan dengan lalu lintas,  untuk edukasi pelayanan dan informasi. Di kompleks tersebut juga terdapat Taman Wisata Edukasi Lalu Lintas. 

Suasana masih sepi saat memasuki halaman kompleks. Tidak ada penjagaan atau pemeriksaan di gerbang masuk. Yang terlihat penjagaan hanya dilakukan di beberapa pintu masuk ke dalam gedung. Di mana terlihat meja dijaga anggota kepolisian. "Belum buka Bang, nanti pukul 08.30 WIB," ujar seorang anggota polisi yang duduk di meja bagian uji kendaraan. 

Sang polisi terlihat taat prokes dengan masker hitam di wajah. Dia pun menjelaskan tata cara perpanjangan SIM dengan mengarahkan Riau Pos memfotokopi KTP dan mengurus surat kesehatan di dokter yang berada di rumah penduduk luar kompleks tersebut. Dan saat melangkahkan kaki ke lokasi tersebut, terlihat sudah ramai orang berkerumun di sebuah rumah yang sepelemparan batu jaraknya. 

Kembali, seorang ibu paruh baya yang juga tanpa memakai masker menawarkan jasanya membantu pengurusan. Tawaran ini pun ditolak halus. Di rumah tempat pembuatan surat kesehatan tersebut, warga yang antre rata-rata memakai masker. Tersedia kursi tunggu berjejer di teras rumah, namun sayangnya tanpa tanda silang jaga jarak. Tak memakan waktu lama, walau antre, surat kesehatan pun diperoleh dengan biaya Rp35 ribu. Selanjutnya mengurus surat psikotes yang lokasinya di dalam kompleks. 

Kali ini suasana prokes terasa ketat. Baik pengunjung atau petugas semuanya pakai masker. Peserta pun disuruh antre saat mendaftar dan membayar Rp100 ribu. Usai daftar langsung masuk ruangan tes dengan kursi yang jaga jarak. Cukup cepat, usai ujian tak beberapa lama suratnya pun keluar. 

Selanjutnya beralih ke gedung pengurusan SIM. Terlihat di teras yang diberi kanopi, kursi berjejer rapi. Dua petugas terlihat duduk di meja depan pintu masuk. Disini semua surat dan syarat diserahkan dan diberi kartu antre. Hanya beberapa orang yang boleh duduk menunggu antrean di dalam gedung. Selebihnya menunggu di luar di bawah kanopi. Bagi yang dipanggil ke dalam harus memeriksa suhu dan mencuci tangan dengan hand sanitizer yang tersedia. Di sini prokes terlihat sangat ketat. Semua pakai masker dan jaga jarak. 

Dari semua proses pengurusan SIM yang dijalani di RSDC ini, seluruh bagian yang berada dalam kompleks menerapkan prokes. Bahkan melalui pengeras suara hampir setiap saat diingatkan agar semua orang di lokasi tersebut taat prokes dan diimbau agar mengurus sendiri dan tidak melalui calo. 

Yang perlu diperbaiki agaknya adalah warga sekitar yang ikut dalam bagian proses pengurusan. Walau berada di luar kompleks namun keberadaan mereka juga ikut berinteraksi dengan orang yang datang dalan pengurusan SIM. 

Sebagaimana diutarakan seorang pengunjung bernama Eri yang juga waswas melihat warga sekitar yang tak pakai masker. "Kita mintalah agar diberi edukasi yang tak pakai masker di sini Bang. Takut juga kita karena Covid-19 ini kan masih ada walau sekarang lagi turun," pintanya.*** 

Laporan YOSE RIZAL, Pekanbaru 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook