PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Curah hujan di Riau belakangan mengalami peningkatan. Hal tersebut seiring dengan masuknya musim penghujan di wilayah Riau. Namun demikian, hingga saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau belum menetapkan status siaga banjir dan tanah longsor tahun 2021.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edi Afrizal mengatakan, belum ditetapkannya status siaga banjir dan tanah longsor tersebut dikarenakan, untuk menetapkan status siaga tersebut terlebih harus ada dua daerah di Riau yang menetapkan status.
"Untuk menetapkan status siaga banjir dan tanah longsor ditingkat provinsi, harus dilihat kondisi di daerah terlebih dahulu. Kalau sudah ada dua kabupaten/kota yang menetapkan status siaga, baru kita bisa menetapkan status siaga banjir dan longsor tingkat provinsi," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, memang saat ini curah hujan di Riau cukup tinggi dan ada beberapa daerah yang banjir, seperti di Kota Pekanbaru dan Dumai. Namun banjir yang terjadi di Pekanbaru tidak berlangsung lama.
"Hanya saja banjir tidak tinggi dan lama. Seperti kemaren di Pekanbaru, banjir sebentar dan itu tak berlangsung lama. Kemudian yang di Dumai juga masih bisa diatasi," ujarnya.
Namun demikian, pihaknya mengimbau masyarakat khususnya yang tinggal di sepanjang bantaran sungai untuk waspada jika sewaktu-waktu air sungai naik.
"Kita imbau masyarakat di bantaran sungai untuk tetap waspada banjir. Kita juga minta BPBD kabupaten/kota untuk siaga jika sewaktu-waktu terjadi banjir, jika perlu bantuan segera hubungi BPBD Provinsi," sebutnya.
Sebagai bentuk antisipasi, pihaknya saat ini juga sudah melakukan pemetaan daerah yang rawan terjadi bencana. Untuk daerah rawan banjir, seperti di Kabupaten Kampar, Pelalawan, Kuantan Singingi, Kota Dumai dan Indragiri Hulu.
"Namun tidak menutup kemungkinan banjir bisa terjadi di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu. Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota se-Riau. Hal tersebut agar pihak BPBD kabupaten/kota juga melakukan persiapan," katanya.
Selain berkoordinasi dengan pihak BPBD kabupaten/kota, pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak PLTA Koto Panjang untuk mengetahui perkembangan ketinggian air. Karena saat ini curah hujan di provinsi Sumatera Barat juga cukup tinggi.
"Jika di Sumatera Barat curah hujan sudah cukup tinggi dan pintu air PLTA Koto Panjang sudah mulai dibuka, maka daerah sekitar itulah yang perlu diwaspadai," sebutnya.(sol)