PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kota Pekanbaru siap menampung pengungsi imigran Rohingya, Myanmar. Ada sekitar 155 pengungsi yang akan ditampung di lokasi yang belum ditentukan Pemko Pekanbaru tersebut.
Kepala Kesbangpol Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian kepada Riau Pos, Kamis (31/3) mengatakan, sebelumnya surat rekomendasi dari Kemenkopolhukam diterima dan meminta Pemko Pekanbaru untuk mempersiapkan tempat pengungsi tersebut.
"Setelah itu kami lakukan rapat forkopimda untuk membahas itu. Dan pemko bersedia menerima pengungsi tersebut. Dan untuk menindak lanjuti surat dari Kemenkopolhukam itu, hari ini (Kamis, red) kami kedatangan tim dari Kemenkopolhukam RI," ujar Zulfahmi.
Lanjutnya, dalam pertemuan dengan tim Kemenkopolhukam RI dibahas tentang pemantapan rencana pemindahan pengungsi tersebut. Dan kami telah mendapatkan arahan-arahan dari tim Kemenkopolhukam tersebut terkait tempatnya dan lain sebagainya.
"Dan saat ini kami sedang bekerja mempersiapkan segala sesuatunya. Jadi untuk masalah kepindahan masih kami lihat kesiapan kita (pemko) di lapangan seperti tempat, dan lain sebagainya," terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Pemko koordinasi dulu dengan stake holder terkait, dan juga tentu bekerja sama dengan IOM dan UNHCR. Pasalnya, nanti yang memfasilitasi kebutuhan dasar dari pengungsi ini bukan dari Pemko tetapi di support oleh lembaga PBB dan NGO internasional, yaitu IOM dan UNHCR perwakilan Pekanbaru Riau.
"Hari ini (Kamis, red) dan beberapa hari ke depan kami masih bekerja mempersiapkan segala sesuatunya," ungkapnya.
Ketika ditanya kenapa Pemko mau menerima penampungan bagi pengungsi tersebut, karena ini sudah menjadi kewajiban negara Indonesia. Artinya Pekanbaru sebelumnya juga sudah menerima pengungsi dari Myanmar. Dan Pemko diminta untuk bersedia menerima pungungsi tersebut.
Kemudian, lebih lanjut dikatakannya, di mana tempat penampungannya, Zulfahmi belum bisa memastikan.
Namun pihaknya tengah mempersiapkan tempatnya yang penting cukup untuk melakukan pengamanan dan pengawasan.
Ditambahkan, tentunya nanti pihaknya akan mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar dan dengan perangkat kecamatan, kelurahan, RT/RW dan pihak terkait lainnya akan disosialisasikan bahwa akan ada komunitas baru di lingkungan mereka.
"Hal itu bertujuan agar tidak terjadi miskomunikasi. Dan tentunya juga bersama IOM dan UNHCR, juga akan melakukan sosialisasi kepada pengungsi harus tertib dan harus mengikuti peraturan perundang-undangan dan harus menghormati kearifan lokal, adat istiadat setempat dan tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat," ujarnya.
DPRD Setuju
Terpisah, pimpinan DPRD Kota Pekanbaru Ginda Burnama ST MT sangat setuju pemko bisa menampung seratusan pengungsi Rohingya yang saat ini berada di Aceh, dan akan dipindahkan ke Pekanbaru.
Menurut Ginda, soal ini, menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah pusat maupun daerah. Dan perlu ada sinergi agar bisa bekerja sama untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengungsi dari luar negeri.
"Ya demi kemanusiaan ini harus dibantu. Namun Pemko Pekanbaru harus betul-betul siap dengan ini, jangan sampai mereka (pengungsi Rohingya, red) datang tapi tempat belum siap, dan sarana prasana lainnya," tutur Ginda kepada wartawan, Kamis (31/3).
Artinya, ditegaskan politisi milenial dari Partai Geridra ini, pemko harus berkordinasi dengan pusat dan matangkan betul. Dalam hal ini yang punya kewenangan terhadap pengungsi ini, yakni Kemenko Polhukam.
"Kita maunya, ketika pemko nyatakan siap menerima, semua harus disiapkan. Dan jangan sampai pula menjadi beban di lapangan, dan ini menyangkut nama baik Kota Pekanbaru, harus betul-betul siapkan dahulu semuanya," ungkapnya.
Sebelumnya, Badan Kesbangpol Pemko Pekanbaru sudah menyampaikan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kemenkopolhukam soal penampungan pengungsi Rohingya ini.
"Dan memang ini bukan menjadi beban Pemko Pekanbaru saja, akan tetapi negara juga terlibat dalam menerima pengungsi ini," paparnya lagi.
Ditegaskan Ginda lagi, yang perlu diperhatikan dan diwanti-wanti ketika pengungsi sudah sampai di Pekanbaru, perlu diantisipasi terjadinya gejolak sosial dengan warga masyarakat Pekanbaru sendiri sebagai tuan rumah.
"Jangan sampai ada gejolak penolakan ataupun isu-isu yang diangkat, sehingga membuat masyarakat tidak nyaman," tutupnya.(dof/gus/yls)
Laporan Tim Riau Pos, Pekanbaru