VALENCIA (RIAUPOS.CO) – GP Valencia pada 6 November mendatang bakal menutup kalender MotoGP musim ini. Ajang tersebut sekaligus akan menjadi penentuan siapa yang menjadi juara dunia 2022. Di atas kertas, pembalap Ducati Francesco Bagnaia berada di atas angin dan tinggal perlu tambahan 2 poin. Namun, pembalap asal Italia itu tidak mau sesumbar.
Bagnaia menyebutkan, meski balapan penentuan, dirinya ingin memperlakukan race tersebut seperti balapan-balapan sebelumnya. Terlalu agresif akan berbahaya. Terlalu hati-hati juga berbahaya.
"Biasanya, kalau terlalu hati-hati malah bahaya. Agresif pun sama bahayanya. Jadi, aku hanya ingin tampil normal saja. Berusaha memahami situasi. Namun, jika ada kesempatan menang, aku akan berusaha untuk menang," ucap pembalap 25 tahun itu dilansir Motorsport.
Sepanjang musim ini, Bagnaia sudah menang tujuh kali. Terakhir dia melakukannya di GP Malaysia pada 23 Oktober lalu. Saat itu, dia nyaris sudah mengunci gelar juara dunia. Namun, kesempatan tersebut buyar karena pesaing dia satu-satunya dalam perebutan gelar juara dunia, Fabio Quartararo, juga tampil apik dengan finis di posisi ketiga.
Kini Bagnaia sudah memiliki 23 poin lebih banyak dari Quartararo. Artinya, dia hanya butuh tambahan 2 poin. Atau cukup finis paling minim di posisi ke-14 untuk mengunci gelar juara dunia. Jika itu terjadi, meski Quartararo naik podium tertinggi sekalipun di GP Valencia, Bagnaia tetap menjadi juara dunia.
"Aku ingin datang ke balapan selanjutnya dengan tenang. Kondisi sirkuit di Valencia juga cocok dengan karakter motor kami. Jadi, aku cukup tampil normal saja," ucap Bagnaia.
Di sisi lain, Quartararo sudah paham peluangnya sangat kecil untuk mempertahankan gelar juara dunia tahun lalu. "Apa pun yang terjadi, aku hanya ingin menikmati balapan Valencia. Karena bagaimanapun ini adalah balapan terakhir musim ini,” ucap Quartararo kepada Crash.(irr/c17/dra)
