PRA PIALA DUNIA 2022

Ronaldo Ngamuk saat Lawan Serbia, Pelatih Pasang Badan

Olahraga | Rabu, 31 Maret 2021 - 06:02 WIB

Ronaldo Ngamuk saat Lawan Serbia, Pelatih Pasang Badan
Cristiano Ronaldo terlihat membuka dan akan melemparkan ban kapten Timnas Portugal setelah marah karena golnya diabaikan oleh wasit saat melawan Serbia dalam Pra Piala Dunia 2022 di Beograd. (REUTERS/GOAL)

LISBON (RIAUPOS.CO) – Pelatih Tim Nasional (Timnas) Portugal, Fernando Santos, memberi pembelaan terhadap anak asuhnya, Cristiano Ronaldo yang mengamuk di lapangan. Kemarahan tersebut terjadi ketika Portugal bertamu ke Serbia untuk melakoni matchday kedua Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa.

Laga yang berlangsung pada akhir pekan lalu itu memang menyisakan kisah tragis untuk  Ronaldo. Pasalnya, Portugal gagal memenangi pertandingan setelah laga kontra Serbia berakhir dengan skor 2-2.


Bahkan bukan hanya itu, gol Ronaldo yang terjadi pada menit 90+3 dianulir oleh wasit. Gol dianggap tidak sah karena wasit menganggap bola telah disapu oleh bek Serbia, Stefan Mitrovic, sebelum melewati garis gawang.

Namun, Ronaldo merasa bola yang ia lesakkan ke gawang Serbia sudah melewati garis. Bahkan pada tayangan ulang, bola pun sebenarnya sudah melewati garis gawang. Mitrovic pun menyapu bola tepat setelah bola melewati garis.

Situasi ini memang sempat membuat  Ronaldo geram walau akhirnya harus menerima kenyataan karena tidak ada VAR. Namun, luapan kekesalannya itu, ia limpahkan ketika keluar dari lapangan dengan lebih cepat dan tampak mencopot ban kapten.

Hal ini akhirnya membuat banyak pihak memberi kritik kepada Ronaldo. Namun, Santos akhirnya memberi pembelaan kepada anak asuhnya tersebut dan menganggap hal itu sebagai aksi frustrasinya.

“Itu hanya momen frustrasi. Cristiano akan tetap menjadi kapten. Ia adalah teladan bagi semua orang,” ungkap Santos, mengutip dari Football Italia, Selasa (30/3/2021).

“Jika ia telah menyinggung pelatih atau rekan satu timnya, kami akan memikirkannya, tetapi tidak ada yang terjadi,” tambahnya.

“Ia selalu ingin menang, dan ia sangat frustrasi. Ia memberikan segalanya untuk tim nasionalnya,” imbuhnya.

“Ia mempublikasikan postingan media sosial 10 menit setelah pertandingan, tetapi tidak ada yang mengatakan itu baik darinya,” pungkasnya.

Sumber: Football Italia/News/The Sun
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook