MARINA BAY (RIAUPOS.CO) - Hawa panas dan udara lembap menyambut pembalap-pembalap Formula 1 yang bakal berlaga di GP Singapura akhir pekan ini. Setelah dua musim absen dari kalender balap, Sirkuit Jalanan Marina Bay kembali menggelar night race, Ahad (2/10).
Bukan hanya merayakan kembalinya balapan F1 paling dekat dengan Indonesia itu, Singapura juga berpeluang menjadi race menentukan musim ini. Untuk siapa? Pastinya untuk sang juara bertahan sekaligus pimpinan klasemen sementara Max Verstappen. Akhir pekan ini bisa menjadi kesempatan pertamanya mempertahankan gelar juara F1 yang diraihnya tahun lalu.
Verstappen kini sudah memimpin 116 poin dari rival terdekatnya Charles Leclerc (Ferrari). Dengan enam balapan tersisa, jagoan Red Bull itu bisa menyegel gelar juara dunia F1 2022 di Singapura. Meski demikian, syaratnya sangat berat. Yakni, wajib memenangi balapan di GP Singapura. Di saat yang sama Leclerc finis di posisi 8 atau 9. Bergantung pada siapa yang akan meraih satu poin tambahan dari fastest lap.
Artinya, kemenangan GP Singapura berpeluang jadi Championship Point bagi Verstappen. Menang, sekaligus berpesta besar mempertahankan gelarnya.
Namun, meraih kemenangan di Singapura adalah hal yang belum pernah diraih Verstapppen. Karena dalam tujuh edisi terakhir, podium tertinggi dikuasai Mercedes dan Ferrari. Sementara rekor kemenangan terbanyak masih dipegang Sebastian Vettel (5 kali).
Verstappen memang punya motivasi lebih menghadapi balapan akhir pekan ini. Karena jika itu terjadi, pembalap Belanda tersebut akan meraih kemenangan kelimanya secara beruntun tahun ini. "Saya ingin pergi ke Singapura dan memenangi balapan di sana juga," ucap Verstappen. "Kami melakoni musim yang luar biasa, jadi kami harus mencobanya (memenangi GP Singapura) dan menikmati balapan," ucapnya.
Langkah pertama yang harus dilakukan Red Bull adalah memastikan bahwa Verstappen bisa tampil bagus di sesi kualifikasi. Karena karakter sirkuit jalanan yang relatif sempit, membuat para pembalap lebih sulit melakukan overtaking. Fakta tersebut juga didukung data statitik. Yakni tujuh juara dari 11 edisi balapan di Singapura memenanginya lewat pole position. "Marina Bay adalah sirkuit yang khas. Perlu mengharmoniskan banyak hal untuk bisa menang di sini," kata putra mantan pembalap F1 Jos Verstappen tersebut.
Jika gagal menang, perjuangan Verstappen akan berlanjut ke Sirkuit Suzuka pekan depan. GP Jepang juga bisa menjadi tempat ideal bagi Red Bull untuk berpesta. Itu karena mereka masih didukung mesin Honda. Artinya, jika juara di GP Jepang mereka berpesta di kandang.
Yang juga memburu catatan bagus di Singapura adalah Mercedes. Tim yang mendominasi Formula 1 di era mesin V6 turbo tersebut belum memenangi satupun balapan tahun ini. Pada edisi terakhir GP Singapura, yakni pada 2019, kemenangan menjadi milik Lewis Hamilton. Tahun ini, juara dunia tujuh kali tersebut kesulitan menghadapi efek porpoising pada mobilnya.
Sejumlah prediksi menyebutkan, Singapura akhir pekan ini bisa menjadi peluang Mercedes memungkasi paceklik kemenangan. Karena capaian terbaik Mercedes tahun ini adalah di Hungaroring (GP Hungaria) dan Zandvoort (GP Belanda). Dua sirkuit, yang meski bukan jalanan, tapi memiliki karakter mirip Singapura.
"Dalam simulasi, Singapura adalah salah satu trek yang cocok untuk kami. Tapi aku memilih untuk tetap berhati-hati dengan segala prediksi," ucap Bos Mercedes Toto Wolff kepada Sky Sports.
Russell lebih pesimistis. Menurutnya, berkaca pada sirkuit jalanan seperti Monako dan Azerbaijan, mobil Mercedes tidak bisa tampil maksimal. Terutama karena permukaaan trek yang bergelombang mengakibatkan efek porpoising semakin parah. "Jadi kami tidak terlalu yakin," ucapnya.(irr/cak/ady/jpg)