TOKYO (RIAUPOS.CO) - Pada Olimpiade 2016, ganda campuran menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Lima tahun lalu di Rio de Janeiro, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir adalah satu-satunya atlet Merah Putih yang menaiki podium tertinggi.
Tahun ini harapan ada di pundak ganda Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Pada babak delapan besar, Rabu (28/7) hari ini di Musashino Forest Sports Plaza, mereka akan menghadapi ganda Cina Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.
Statistik pertemuan PraMel (akronim Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti) dengan Zheng/Huang berpihak kepada pasangan Cina. Dalam sembilan perjumpaan, PraMel hanya menang dua kali. Dari tujuh kekalahan tersebut, lima di antaranya terjadi dalam straight game. Sementara itu, dua kemenangan PraMel harus diraih melalui rubber game dalam tempo 63 menit dan 55 menit.
Menjelang pertemuan kontra Zheng/Huang, Melati mengaku siap. "Ini sudah perempatfinal dan semua lawan memang berat. Sejak awal pun harus sudah siap," ujar Melati dalam rilis PP PBSI, Selasa (27/7).
Perjalanan PraMel di fase grup lalu sering bikin deg-degan. Pada laga pertama melawan pasangan Australia Simon Leung/Gronya Somerville yang duduk di ranking ke-57, ganda nomor 4 dunia binaan PB Djarum Kudus itu dipaksa bertarung hingga rubber game.
Selanjutnya, di pertandingan kedua, meski menang straight game atas Mathias Christiansen/Alexandra Boje, skornya hanya berjarak dua poin (24-22, 21-19). Lalu, di laga pemungkas, PraMel takluk di tangan ganda Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
"Kendala kami tidak bisa keluar dari tekanan. Beberapa kali dapat (momentum), tapi akhirnya balik lagi kayak gitu," kata Melati. "Hilang-hilangan (momentum) dan itu yang tidak boleh terjadi lagi (di perempatfinal ini, red)," lanjutnya.
Melati menggarisbawahi bahwa faktor mental sangat berpengaruh dalam pertandingan sekelas Olimpiade. Pada multievent empat tahunan terakbar di dunia itu, Melati mengakui memang belum bisa tampil maksimal dalam pertandingan-pertandingan yang lalu. "Kami ingin bermain lebih enjoy dan memberikan permainan terbaik yang kami punya," tutur Melati.
Asisten pelatih ganda campuran Nova Widianto melihat kualitas teknik PraMel sudah digenjot menuju Olimpiade. Tinggal di multievent sekelas Olimpiade, mental mereka dimatangkan.
"Pokoknya semua harus dijaga. Mulai makan, sikap, dan lain-lain yang kecil-kecil itu. Percaya tidak percaya, ya itu berpengaruh. Yakin boleh, tapi kita tidak boleh takabur," kata peraih perak Olimpiade Beijing 2008 tersebut.
Upaya Jojo-Ginting Sapu Bersih
Sementara itu, dua tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, sukses melalui hadangan pembuka di fase grup. Rabu (28/7) hari ini mereka akan menjalani laga terakhir fase grup di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo.
Ginting bakal melawan wakil Rusia Sergey Sirant. Hari ini akan menjadi pertemuan pertama mereka. "Saya nggak terlalu mau memikirkan biar nggak terlalu tegang. Lebih mencoba untuk menikmati saja karena tekanan dan segala macam berbeda dengan turnamen lain," kata juara China Open 2018 itu.
Ginting diprediksi tidak mengalami kesulitan. Dari segi ranking, dia unggul telak. Ginting menempati peringkat kelima dunia, sedangkan Sirant hanya peringkat ke-77. Pada pertandingan pertama, Ginting berhasil unggul atas Gergely Krausz asal Hungaria dengan skor 21-13 dan 21-8. "Yang pasti tetap jaga fokus pada setiap poin yang ada. Itu yang saya tekankan," ujar Ginting.
Sementara itu, Jojo (sapaan Jonatan Christie) akan melawan wakil Singapura Loh Kean Yew. Sama seperti rekannya, Jojo juga diunggulkan. Loh menempati peringkat ke-42 dunia. Dari tiga kali pertemuan, dia belum pernah menang atas Jojo.
Dua pertemuan mereka terjadi di level junior. Lalu, pertemuan terakhir terjadi pada Thailand Open I. Saat itu Jojo unggul dengan skor 13-21, 21-10, dan 21-16.(gil/c19/dra/jpg)