ZURICH (RIAUPOS.CO) – Kalau saja Sunil Gulati tidak berubah haluan, mungkin Gianni Infantino tidak akan mencapai kemenangan mutlak melawan Sheikh Salman pada ronde kedua pemilihan Presiden FIFA pada Kongres Luar Biasa (KLB), di Hallenstadion, Zurich, dinihari kemarin (27/2).
Ya, Infantino pun menjadi presiden kesembilan FIFA setelah mengumpulkan 115 suara. Berselisih 27 suara dari seteru berat, Presiden AFC (Konfederasi Asia), Sheikh Salman Bin Ibrahim Al-Khalifa (88).
Sebelumnya, kedua kandidat itu bertarung ketat di putaran pertama dengan Infantino mengumpulkan 88 suara, sedangkan Salman hanya terpaut tiga (85). Nah, otak di balik terpilihnya Infantino adalah Gulati yang menjabat sebagai Presiden USSF (PSSI-nya Amerika Serikat) serta Wakil Presiden FIFA. ”Ini adalah hari yang baik bagi olahraga,” ujar Gulati seperti dilansir Sports Illustrated.
Pernyataan Gulati ini pun menimbulkan tanya. Sebab, dia dikenal sebagai teman dekat sekaligus pendukung utama kandidat lainnya, rekan sesama wapres, Pangeran Ali Al Hussein dari Yordania. Karena itu, keputusannya memberikan suara dinilai sarat dengan nuansa politis. Apa itu?
Sudah menjadi hal umum jika selama ini Gulati begitu getol mempromosikan negaranya sebagai host Piala Dunia. Pria 56 tahun kelahiran Allahabad, India itu, sudah gencar melakukan lobi kepada 20 dari 22 negara voter Komite Eksekutif FIFA sejak Februari 2009 silam pada proses bidding Piala Dunia edisi 2018 dan 2022. Namun, harapannya kandas setelah Komite Eksekutif menunjuk Rusia sebagai tuan rumah edisi 2018, kemudian Qatar empat tahun berselang.
Orang di balik gagalnya Amerika Serikat menjadi tuan rumah adalah UEFA, yang saat itu dimotori oleh Michel Platini. Nah, karena Platini sudah disanksi oleh Komite Etik FIFA, buntut dugaan pembayaran ilegal dari Sepp Blatter, Gulati pun melirik Infantino yang notabene adalah kepanjangan tangan Platini di badan sepakbola Benua Biru tersebut.
Apalagi, Pangeran Ali nyatanya gagal di ronde pertama dengan hanya 27 suara yang terkumpul. Dengan menjalin ”pertemanan”, Gulati tentu berharap bahwa Infantino bakal mempertimbangkannya sebagai kandidat kuat calon tuan rumah Piala Dunia 2026 mendatang.
Kepada ESPN, Gulati pun mengatakan bahwa dia sudah melakukan pertemuan pribadi dengan Infantino sehari sebelum (KLB) dilangsungkan. ”Aku berkata kepadanya bahwa kami (USSF) mendukung Pangeran Ali,” kata Gulati yang menjadi orang nomor satu di sepakbola Paman Sam sejak 2006 silam.
Infantino, lanjut Gulati, sangat tidak senang dengan keputusan tersebut. Namun, Gulati meyakinkan pria berkebangsaan Swiss-Italia itu, dia bakal mendukungnya jika Infantino masih bertahan di ronde kedua.(apu/jpg)