NAPLES (RIAUPOS.CO) -- Maurizio Sarri yang mengenalkan gaya main Sarrismo atau Sarri-Ball di Napoli. Di San Paolo, Naples, Senin (27/1), Sarrismo pula yang membuat Sarri kembali ke tempat tersebut dengan tertunduk malu. Ya, Juventus takluk 1-2 dari tuan rumah Napoli pada giornata 21 Serie A.
Gol-gol Partenopei, julukan Napoli, dicetak masing-masing dari Piotr Zielinski (di menit ke-63) dan Lorenzo Insigne (86'). Di menit ke-90, Juve baru mampu membalas melalui gol dari Cristiano Ronaldo. "Napoli memeragakan Sarrismo dengan versi yang berbeda," begitulah yang diulas salah satu media lokal Naples, Tutto Napoli.
Di satu sisi, Leonardo Bonucci dkk sukses memegang ball possession sampai 55 persen. Di sisi lain, operan-operan yang mereka lakukan seolah tenggelam dari counter attack cepat ala Napoli. Dengan bermodal hanya 45 persen penguasaan bola, anak buah Gennaro Gattuso masih mampu melakukan lebih banyak operan ketimbang Juve, 544 kali. Juve 522 kali.
Sarri bahkan merasa tak mengenali timnya sendiri. "Kami bermain lebih pasif sepanjang laga, berpikir kami bisa bermain dengan tempo lambat dengan melakukan lima sentuhan. Kami pun jauh satu dengan yang lainnya. Permainan yang sangat hambar," kritik Sarri kepada DAZN setelah laga.
"Pendekatan yang kami lakukan salah, begitu pula dengan intensitas dan interpretasi dari sisi psikologis, yang kemudian diikuti interpretasi fisik. Jelas ini bukan kami," tambah tactician berjuluk Mister 33 itu. Menurutnya situasi itu yang membuat Juve seperti menempatkan Napoli dalam kondisi menguntungkan.
"Kami selalu terlambat menjemput bola. Seakan-akan kami dalam gerakan lambat. Tidak ada yang berhasil," keluh Sarri yang pernah tiga musim membesut Napoli itu. Penampilan jelek malam itu juga dipengaruhi pendekatan taktikal yang dilakukan Rino, sapaan akrab Gattuso. Di laga kemarin, dia meneruskan gaya main yang tidak mengutamakan penguasaan bola.
Itu sama seperti saat Lorenzo Insigne dkk memberi Lazio kekalahan pertama tahun ini di perempat final Coppa Italia, 22 Januari lalu. Bahkan, saat itu cuma 38 persen ball possession di kubu Napoli. "Gattuso mencoba meningkatkan level pertahanan Napoli," begitu yang disebut di ulasan laman Tutto Napoli.
Mantan allenatore Juve Fabio Capello memuji pendekatan taktikal Gattuso itu. "Sampai-sampai aku melihat ini bukan Juve yang biasanya. Juve yang mencoba memberi tekanan, tetapi kurang terorganisir. Napoli mampu mengeksploitasi permainannya," ulas allenatore Juve ketika periode 2004-2006 itu di studio Sky.
Kekalahan kemarin jadi kedua kalinya dialami Juve musim ini. Sebelumnya, Juve takluk di tangan Lazio (8/12). "Aku harap, ini jadi pembelajaran yang penting bagi kami bahwa di saat kami tak mampu menunjukkan kualitas maksimal, kami takkan bisa memenangi laga," itu yang diucapkan Bonucci kepada Sky Sport Italia.
Gattuso pun membeberkan pendekatan yang dia terapkan supaya melimitasi Juve. "Kami lebih bagus dalam meng-cpver, mengeblok setiap operan-operan pemain Juve dan kami mampu mengatur kapan waktunya kami melakukan overlap," klaim pelatih kedua yang melatih Napoli sepeninggal Sarri itu.
Faktanya, Juve untuk kali pertama gagal mencatat shots on target saat babak pertama di musim ini. Jurnalis RAI, Enrico Varriale, menganggap Sarrismo ala Gattuso yang lebih efektif. "Dia (Gattuso) telah mengajari Sarri yang selalu menyombongkan kemampuan taktikalnya itu," kata Varriale.(ren/eca)
Laporan JPG, Naples