JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dua pekan terakhir ini begitu melelahkan buat Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Tapi juga sangat indah. Dalam dua pekan, ganda putra terbaik dunia itu merebut dua gelar secara beruntun. Yakni Malaysia Masters, Ahad lalu (20/1), serta yang terakhir Indonesia Masters, kemarin (27/1). Ini sekaligus gelar Indonesia Masters kedua beruntun pasangan berjuluk Minions tersebut.
Dalam final di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, kemarin, Marcus/Kevin mengalahkan senior mereka Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Partai puncak itu agak antiklimaks. Sebab, The Daddies (sebutan pasangan Ahsan/Hendra) yang diharapkan memberi perlawanan maksimal ternyata kehabisan bensin. Minions mengakhiri perlawanan mereka 21-17, 21-11 hanya dalam 25 menit. ‘’Kami hanya menang fokus,’’ kata Marcus merendah.
Dia menyebut, The Daddies berhasil menyamai kecepatan mereka di game pertama. Apalagi, pengalaman juara dunia 2013 dan 2015 itu jauh lebih banyak. Mereka mampu tampil tenang di tengah hujan smes dari Minions.
‘’Mereka (Ahsan/Hendra) sangat bagus, sangat tenang. Kalau kami hilang fokus, mereka bisa cepat dapat poin,’’ timpal Kevin.
Sejak awal, Marcus/Kevin memilih untuk menekan lawan dengan terus-terusan menyerang. Rotasi pergerakan mereka juga lincah. Hanya satu dua kali saja bola mati. Selebihnya Minions sangat jeli untuk mengambil skor dari pertahanan lemah Ahsan/Hendra. ‘’Banyak bola menempel net, jadi bisa dapat poin banyak dari sana,’’ ucap Marcus.
Terus-terusan digempur, stamina bapak-bapak itu jebol juga. Pada game kedua, nyata sekali perbedaan usia kedua pasangan. Smes Minions makin gampang masuk. Mereka juga lebih sering bikin kesalahan sendiri. ‘’Hari ini (kemarin, red) kami speed-nya kalah. Game kedua, mereka lebih menang angin. Defense kami sudah nggak dapet,’’ papar Hendra.
Penampilan mereka kemarin begitu berbeda dengan babak-babak sebelumnya. Di 16 Besar, mereka mengalahkan duo tiang listrik asal Cina, Li Jinhui/Liu Yuchen. Sedangkan di semifinal, duet masa depan Cina, Han Chengkai/Zhou Haodong yang dibabat. Apa yang bikin beda?
‘’Melawan musuh dari Cina sama musuh nomor satu dunia itu beda ya,’’ kata Ahsan, lantas tertawa.
‘’Mereka (Marcus/Kevin, red) sudah matang. Bola-bola bawah seperti ini mereka sudah biasa. Intinya, pola mereka sudah matang,’’ lanjut Ahsan.
Sementara itu, buat Minions, mengantongi dua gelar ketika Januari belum juga selesai sangat mengatrol konfidensi. Maklum, akhir tahun lalu, keduanya dibayangi kekhawatiran akan kondisi Marcus. Cedera leher yang didapat saat mengikuti BWF World Tour Finals Desember lalu nyaris membuat Minions absen dari Malaysia Masters. Kini, mereka makin percaya diri menatap turnamen-turnamen berikutnya. Sepanjang Februari, Minions bakal rehat total. Mempersiapkan diri menuju All England, 6 Maret mendatang. Memangnya, mereka membidik berapa gelar tahun ini? ‘’Kalau bisa milih sih, mau juara semuanya,’’ kata Kevin, disambung tawa.
‘’Nggak-lah, yang penting usaha yang terbaik dulu,’’ dia buru-buru melanjutkan.