JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Selain atletik dan renang, cabor-cabor bela diri diharapkan menangguk banyak emas dari SEA Games 2019. Peluang terbesar datang dari nomor-nomor tanding. Hasil di Asian Games 2018 jadi booster konfidensi. Taekwondo, pencak silat, dan karate sama-sama mencatat prestasi bagus.
Pada cabor karate, Indonesia mengandalkan Cokorda, istri Agung Sanistyarani, sang peraih emas SEA Games 2017. Saat itu, di Malaysia, Coki terjun di kelas kumite -61 kg. Menurut karateka asal Bali tersebut, hal itu dilakukan demi mengamankan emas. Strateginya berhasil. Coki meraih emas setelah mengalahkan Arm Sukkiaw (Thailand) di final.
Nah, tahun ini, konfidensi Coki –sapaannya– lebih besar. Sebab, dia turun di kelas aslinya, yakni kumite -55 kg. Motivasi Coki jadi berlipat. Apalagi, iven itu juga masuk kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo. Dia ingin lolos ke Tokyo. Saat ini karateka 25 tahun tersebut nangkring di peringkat ke-14 dunia. Tertinggi di Asia Tenggara.
"Percaya diri iya, tapi juga mawas diri," kata Coki kemarin.
’’Di iven dengan level tekanan tinggi seperti SEA Games, kejutan bisa terjadi. Terutama dari lawan-lawan yang belum pernah bertanding dengan saya sebelumnya," papar dia.
Menurut Coki, pada SEA Games kali ini dirinya lebih siap. Sebab, tahun ini dia mengikuti cukup banyak turnamen. Di antaranya, WKF Premier League maupun Series A. Selain itu, hasil Asian Games 2018 membuatnya makin diunggulkan. Kala itu dia meraih perunggu. Satu-satunya karateka Asia Tenggara yang meraih medali.
"Targetnya memang bisa mempertahankan emas. Tantangannya lebih ke menghadapi pemain-pemain muda. Karena belum pernah bertemu. Mereka juga punya spirit yang lebih tinggi," papar dia.
Sementara itu, dari cabor taekwondo, Defia Rosmaniar juga diharapkan mengulang kesuksesan Asian Games 2018. Dalam multievent paling prestisius di Asia itu, dia menjadi peraih emas pertama buat kontingen Indonesia. Namun, pada ajang SEA Games, Defia belum pernah menyabet emas. Pada edisi 2013 dan 2017, dia meraih perunggu. Semua dari nomor beregu.
Defia mengakui, meraih emas dari nomor poomsae akan lebih sulit. Sebab, ada unsur subjektivitas di sana. "Mungkin di SEA Games sebelumnya memang belum rezeki ya. Tapi, kali ini saya akan habis-habisan karena mungkin ini jadi SEA Games terakhir saya," tutur Defia.
"Saya target, setiap pertandingan dapat emas," lanjut taekwondoin kelahiran 25 Mei 1994 itu.
Dalam nomor poomsae, atlet dituntut memperagakan gerakan dengan tingkat kesulitan tinggi. Dan harus dieksekusi dengan sempurna. Nah, biasanya di nomor-nomor seni seperti itu, tuan rumah lebih banyak diuntungkan.
"Kalau di SEA Games, faktor tuan rumah pasti ada. Di kawasan Asia Tenggara, pada single iven, menurut saya bisa di atas mereka (lawan)," kata Defia.
"Tapi, kalau multievent seperti ini, nanti dilihat saja," imbuh dia.
Peluang Emas Indonesia dari Cabang Olahraga Bela Diri
Karate. Cokorda Istri Agung Sanistyarani (Kumite 55 kg), peringkat: 14.
Prestasi. Emas SEA Games 2017. Perunggu Asian Games 2018. Perak AKF Senior Championship 2018. Perunggu AKF Senior Championship 2019
Pesaing. Khamsi Tippawan (Thailand), Peringkat : 30. Jefry Krishnan Syakilla Salni (Malaysia), peringkat : 38.
Pencak Silat
Hanifan Yudani Kusumah , (Kelas D 60–65 kg).
Prestasi. Emas Asian Games 2018. Emas Belgian Open 2017. Perunggu SEA Games 2017.
Pesaing. Nguyen Ngoc Toan (Vietnam), Peraih perak Asian Games 2018. Jeff Loon (Filipina), peraih perunggu Asian Games 2018 dan perunggu SEA Games 2017.
Taekwondo. Defia Rosmaniar (Poomsae). Prestasi, perunggu SEA Games 2013. perunggu SEA Games 2017, perak Asian Indoor dan Amrtial Arts Games 2017. Emas Asian Games 2018.
Pesaing. Yap Khim Wen (Malaysia), peraih emas SEA Games 2017 dan perunggu Asian Games 2018.
Phenkanya Phainsankiattikun (Thailand), peraih perak SEA Games 2017 dan emas beregu Asian Games 2018.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi