TOKYO (RIAUPOS.CO) - Pada usia yang mencapai 38 tahun dan hampir 35 tahun, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan masih jauh dari kata habis. Hari ini (27/8/2022), Hendra/Ahsan sukses menembus final Kejuaraan Dunia 2022.
Pada perempat final di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Hendra/Ahsan mengandaskan junior mereka sekaligus ganda putra unggulan kelima Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Hendra/Ahsan menang dalam rubber game dengan skor 23-21, 12-21, dan 21-16. Bagi Hendra/Ahsan, ini adalah final keempat sepanjang karier mereka sebagai partner. Sebelumnya, Hendra/Ahsan menembus final dan menjadi kampiun pada Kejuaraan Dunia 2013, 2015, dan 2019.
Bagi Hendra sendiri, ini adalah final kelima. Sebelumnya, Hendra yang berpasangan dengan mendiang Markis Kido sukses menjadi juara dunia pada 2007.
Sedangkan bagi Ahsan, tahun ini juga merupakan final kelima. Ahsan berhasil menembus final Kejuaraan Dunia 2017 bersama Rian Agung Saputro. Di partai final 2017 itu, Ahsan/Rian dikalahkan ganda Cina, Liu Cheng/Zhang Nan dalam dua game langsung, 10-21 dan 17-21.
“Kami mengucap syukur alhamdulillah sudah bisa menang ke final. Rasanya senang sekaligus sedih, ya karena kami mengalahkan teman sendiri, teman dekat juga,” kata Ahsan dikutip dari siaran pers PP PBSI.
“Kemarin saya bilang bisa masuk semifinal saja sudah tidak menyangka, ini bisa masuk final rasanya makin tidak menyangka,” tambah Ahsan.
Kunci kemenangan Hendra/Ahsan terletak pada penampilan luar biasa di game pertama. Saat ini, The Daddies sudah tertinggal jauh dengan skor 7-15 dan 14-18. Bahkan, mereka berada di ujung kehilangan game pertama karena Fajar/Rian sudah mencapai game point dalam kondisi 20-18.
Namun, Hendra/Ahsan menolak menyerah dan terus mengejar. Momentum terbesar mereka terjadi saat mencetak tiga poin beruntun dan berbalik unggul dalam situasi 21-20. Setelah itu, dalam kondisi 21-21, Hendra/Ahsan mencetak dua angka beruntun untuk mengambil game pertama dengan skor ketat 23-21.
“Di game pertama saya rasa kami tertinggal cukup jauh. Tapi kami berusaha untuk tidak menyerah dan berusaha mengubah strategi,” kata Ahsan.
“Tadi kami coba pegang depannya, main net terlebih dahulu. Karena kalau main panjang, drive-drive, maka kalah cepat dan kalah tenaga juga,” timpal Hendra.
Benar saja, setelah kalah telak di game kedua, Hendra/Ahsan mencoba bermain taktis dengan menempatkan bola-bola pendek ke sisi-sisi yang sulit. Mereka tidak mengumbar tenaga, namun menerapkan strategi yang efisien untuk membongkar pertahanan Fajar/Rian.
Hasilnya, pada game ketiga, Hendra/Ahsan yang mendominasi area sisi depan, sama sekali tidak pernah tertinggal dalam perolehan angka. Hendra/Ahsan memimpin 12-6, 14-8, 18-13, dan memungkasi game terakhir dengan kemenangan nyaman 21-16.
Pada partai final besok (28/8), Hendra/Ahsan akan berhadapan dengan ganda Malaysia yang menempati unggulan keenam Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Di semifinal, Aaron/Soh mengandaskan ganda India Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty dalam pertarungan rubber game dengan skor 20-22, 21-18, dan 21-16.
Secara head-to-head, Hendra/Ahsan masih unggul dengan skor 7-3. Namun, dalam dua pertemuan terakhir, Hendra/Ahsan selalu kalah dalam rubber game. Yakni dalam perebutan perunggu Olimpiade Tokyo 2020 dan perempat final Malaysia Open 2022.
“Besok siapapun lawannya harus siap diri sendiri dulu. Dan tetap fokus,” ucap Hendra.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman