MILANO (RIAUPOS.CO) - Persebaran virus corona yang begitu cepat dan masif di Italia dan Spanyol, ditengarai berasal dari pertandingan 16 Besar Liga Champions antara Atalanta vs Valencia di Milano. Mereka menyebut itu sebagai "bom biologis".
Stadion Giuseppe Meazza, San Siro, Milano, 19 Februari 2020, menjadi venue duel leg pertama babak 16 Besar Liga Champions antara Atalanta melawan Valencia. Itulah pertandingan yang disebut-sebut sebagai Game Zero, pertandingan yang memicu penyebaran virus corona di Bergamo, Lombardia, Italia, dan sekarang meluas ke Spanyol sana.
Ini merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah Atalanta. Sepertiga dari populasi Bergamo pun berbondong-bondong ke kota Milan, ke San Siro (Giuseppe Meazza), stadion yang dipakai Atalanta untuk laga-laga kandang Eropa di musim debutnya, karena stadion mereka belum memenuhi standar UEFA.
Sementara itu, sekitar 2500 suporter Valencia dari Spanyol juga terbang ke Italia untuk menyaksikan langsung dan mendukung tim kesayangan mereka. Laga yang dimenangi Atalanta 4-1 ini digelar dua hari sebelum Italia mengkonfirmasi kasus positif Covid-19 pertama di negara mereka.
Dalam istilah medis, ada Patient Zero --pasien pertama yang terdokumentasi dalam sebuah epidemi penyakit di suatu populasi. Untuk pertandingan ini, media lokal menyebutnya Game Zero.
Dari situ, semua jadi tidak terkendali. Bergamo kemudian menjadi salah satu penyebaran virus corona di Italia. Sementara itu, 35 persen dari skuad Valencia lantas dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Tak kalah penting, berkumpulnya begitu banyak orang di satu tempat, seperti disebut oleh salah seorang spesialis pernapasan, adalah "bom biologis" yang radius ledakannya sangat luas.
Sebagai catatan, ada sekitar 40.000 suporter Atalanta di San Siro waktu itu. Hitung pula suporter Valencia. Mereka saling menulari satu sama lain, juga orang-orang yang ditemui dalam perjalanan pulang, dan orang-orang di rumah serta daerah asalnya.
"Sayang sekali kami tidak tahu. Tak ada satu pun yang tahu kalau virus itu sudah di sana," kata Wali Kota Bergamo, seperti dilansir AP.
Kurang dari seminggu sejak pertandingan itu, kasus pertama muncul di Bergamo. Pada waktu yang hampir bersamaan, di Valencia, jurnalis yang meliput pertandingan dinyatakan positif Covid-19. Tak butuh waktu lama bagi orang-orang yang pernah kontak langsung dengannya juga terinfeksi. Begitu pula para suporter Valencia yang pulang dari Kota Milan.
Luca Lorini, kepada unit gawat darurat rumah sakit Pope John XXIII di Bergamo mengatakan, "Saya yakin 40.000 orang saling berpelukan dan berciuman (di tribun, red) --empat kali, karena Atalanta mencetak empat gol-- dan itu membuat penularannya jadi sangat masif."
Satu orang bisa menulari beberapa orang lainnya. Bagaimana dengan satu stadion? Itulah kenapa Bergamo, Lombardia, Italia, dan kini Spanyol mengalami situasi yang sangat sulit akibat pandemi ini.
Italia menjadi negara Eropa dengan kasus terbanyak, lebih dari 70.000, dengan angka kematian sekitar 7.000 orang (10 persen). Sementara itu, Spanyol telah melaporkan sekitar 48.000 kasus, dengan angka kematian melebihi 3000.
Kapten Atalanta, Alejandro Gomez, memberikan kesaksiannya tentang bagaimana laga di San Siro itu berdampak besar pada penyebaran virus Corona di Bergamo.
"Awalnya ada banyak informasi yang simpang-siur, dan kami semua menganggapnya remeh," kata Gomez kepada Ole, seperti dikutip Football Italia.
"Kami pikir itu cuma sejenis flu, jadi kami menyikapinya biasa. Ketika mulai banyak yang meninggal, kami mulai merasa ketakutan. Seseorang di San Siro terinfeksi. Kami semua menunggu apakah di antara kami ada yang menunjukkan gejala terinfeksi."
"Memainkan pertandingan-pertandingan itu sungguh buruk. Tak ada apa-apa di Valencia, semua pun rileks," kata pemain yang karirnya sangat bagus di Atalanta tersebut.
"Saya rasa situasi di Bergamo saat ini ada kaitannya dengan pertandingan Liga Champions di San Siro. Populasi kota ini 12.000, dan sekitar 45.000 ada di stadion hari itu..." imbuh kapten Atalanta tersebut.
Sumber: AP/Football Italia/Bola/Daily Mail
Editor: Hary B Koirun