Namun di musim berikutnya, keran golnya tersendat. Dalam setengah musim, pemain kelahiran Palermo 12 Agustus 1990 itu hanya mencetak 1 gol dalam 10 kali sebagai starter. Setengah musim berikutnya dia pindah ke Olympique Marseille dengan 8 gol sebelum awal musim lalu memilih kembali ke Italia dan bermain untuk Brescia.
Secara teknis, tak ada yang diragukan dari kemampuan seorang Balo. Pemain bernama panjang Mario Barwuah Balotelli itu punya kemampuan mencetak golnya dari dua kaki dan kepalanya dengan sama baiknya. Baik di klub maupun di timnas Italia, dia sangat berbahaya bagi bek-bek lawan.
Namun, masalah utama dalam dirinya adalah kebandelannya. Dia suka ke klub malam, merokok, tak disiplin saat latihan, melawan pelatih, dan sebagainya. Juga pernah mendapat kartu merah karena menginjak kaki wasit dalam sebuah pertandingan, meskipun dia mengaku tak sengaja. 10 kartu merah di sepanjang karirnya menjelaskan bagaimana kebengalannya di lapangan.
Dia bukannya tak berusaha memperbaiki citra buruknya itu. Namun cap "anak bengal" tak bisa dibuang dari dirinya. Dalam sebuah pertandingan di City dan dia mencetak gol, dia mengingkapkan bajunya, dan di dalamnya ada kaus yang bertuliskan "Why Always Me" yang terkenal itu.
Dalam tulisan itu dia seolah ingin mengatakan: "Sudah baik pun aku, tetap aku yang selalu dianggap biang keladinya..."
Dan kartu merah saat melawan Cagliari kemarin membuktikan lagi bahwa cap "bandel" itu belum benar-benar hilang dari dirinya. Dia masih suka memprotes wasit secara berlebihan dan suka bertengkar dengan lawan. Entah apa yang sedang merasukinya saat itu, sampai harus diusir setelah masuk lapangan selama 7 menit.***