JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dari empat pemain keturunan Indonesia yang diproyeksi PSSI menjadi warga negara Indonesia (WNI), satu pemain, yakni Jordi Amat, antusias dan telah mengirim berkas kesediaan dinaturalisasi.
Hal tersebut diungkapkan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang ditugaskan mengurus proses naturalisasi ini, Hasani Abdulgani. Menurut Hasani pemain yang sempat membela timnas usia muda Spanyol tersebut sudah bersurat ke PSSI.
"Jordi Amat sudah mengirim dokumen dan surat keinginan untuk menjadi WNI kepada federasi. Dokumennya langsung dikirim ke PSSI," kata Hasani di Jakarta, Kamis (25/11/2021) siang.
Berdasarkan statistik, Jordi Amat punya dua caps membela timnas Catalonia. Namun, karena timnas Catalonia tidak diakui FIFA sebagai sebuah federasi, Jordi Amat tetap tercatat hanya membela timnas usia muda Spanyol dan bukan tim senior.
Mengacu aturan naturalisasi terbaru FIFA, seorang pemain bisa tampil di sebuah tim nasional dalam kalender internasional jika tidak pernah bermain lebih dari tiga kali di tim nasional sebelumnya. Namun aturan ini tak berlaku untuk Piala Dunia.
Selama membela Spanyol U-16 hingga U-21 pada kurun 2008 hingga 2014, turnamen terbesar yang diikuti Amat adalah Piala Dunia U-17 2009. Ketika itu Spanyol U-17 menempati tempat ketiga, setelah menang 1-0 atas Kolombia berkat gol Isco.
Adapun dua pemain keturunan Indonesia lainnya, yaitu Sandy Walsh dan Mess Hilgers, baru memberi respons dan belum mengirim dokumen. Dalam hal ini PSSI berhubungan dengan agen keduanya. Kedua agen pemain ini akan segera memberi tanggapan.
Dengan kata lain hanya Kevin Diks yang belum memberikan tanggapan. Agen dari pemain berpaspor Belanda yang membela FC Copenhagen ini sudah dihubungi PSSI lewat lembaga Ais Sports, tetapi hingga kini belum memberikan tanggapan.
"Kami baru berbicara antar-agen (terkait Sandy Walsh dan Mess Hilgers, red). Agennya minta waktu mau bicara sama pemainnya dulu. Pada prinsipnya keempat pemain tersebut berminat untuk dinaturalisasi," ucap Hasani menjelaskan.
PSSI melakukan pendekatan ke pemain keturunan Indonesia yang ada di Eropa atas permintaan Shin Tae Yong. Pelatih asal Korea Selatan itu menilai pemain-pemain keturunan Indonesia di luar negeri layak diberi penawaran membela negara leluhurnya.
Program ini dianggap Shin untuk memperkuat timnas Indonesia. Bukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, tetapi sekaligus membuka jalan bagi pemain muda Indonesia agar punya sosok acuan sebagai tolok ukur karier profesional.
Sumber: PSSI/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun