ASIAN GAMES 2018

Sepaktakraw Buka Peluang di Nomor Beregu

Olahraga | Minggu, 26 Agustus 2018 - 00:01 WIB

Sepaktakraw Buka Peluang di Nomor Beregu
Killer Indonesia, Nofrizal (6, hijau) melakukan smes dan diblok pemain Filipina dalam penyisihan Grup A nomor beregu cabang sepaktakraw Asian Games 2018 di GOR Ranau, Jakabaring Sport City, Palembang, Sabtu (25/8/2018). (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

PALEMBANG (RIAUPOS.CO) - Setelah hanya meraih perunggu di dua nomor awal, tim sepaktakraw putra Indonesia membuka jalan menuju semifinal setelah di pertandingan pertama babak penyisihan Grup A nomor beregu, menang mudah atas Filipina dua set langsung, 21-10 dan 21-10.

Menurunkan trio Victoria Eka Saputra, Muhammad Hardiansyah, dan Nofrizal, para pemain Indonesia tak kesulitan menghadapi Filipina yang menurunkan Rheyjey Ortouste, Alvin Pangan, dan  Ronsisted Gabayeron. Pertahanan yang kuat dan smes tajam Nofrizal, gagal diimbangi Filipina yang di nomor beregu sempat merepotkan Indonesia tersebut.

Untuk lolos ke semifinal dan menghindari Malaysia yang diprediksi menjadi juara Grup B, Indonesia harus mengalahkan dua lawannya pada Ahad (26/8) ini, yakni Singapura dan Pakistan.
Baca Juga :Sepaktakraw Kontingen Riau Sumbang Satu Emas Lagi

"Kami mohon doanya semoga kami bisa mempersembahkan emas di Asian Games kali ini," ujar Asry Syam, kepala pelatih tim sepaktakraw Indonesia.

Dari awal, kata Asry, dari enam nomor yang dipertandingkan, tiga nomor terakhir ini, beregu putra dan quadrant putra-putri, ditargetkan untuk meraih emas. "Kalau tak bisa tiga, dua dari putra," ujarnya.

Di quadrant putri, persaingan memang tak berkurang karena ada Thailand, Vietnam, dan Myanmar di sana. Yang paling sulit dikalahkan tentu Thailand. Kalau dengan Vietnam, Indonesia saling mengalahkan.

Nomor beregu putra sempat diprotes Indonesia dengan keikutsertaan Malaysia yang pindah dari nomor tim dobel iven, padahal drawing dan jadwal sudah dibuat.  Ketua PB PSTI, Asnawi Abdulrachman sudah mengajukan protes ke Federasi Sepaktakraw Asia (ASTAF) dan Federasi Olimpiade Asia (OCA), namun tetap tak ditanggapi.

Asnawi melihat ada yang tidak beres dengan ASTAF dan OCA yang membolehkan Malaysia beralih nomor pertandingan di saat-saat akhir. Padahal, jika Malaysia tak ambil bagian dan Thailand juga tak bermain di nomor ini, peluang Indonesia meraih emas sangat terbuka. (hbk)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook