JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Presiden UFC Dana White memastikan bahwa pemenang pertarungan antara Tony Ferguson versus Justin Gaethje pada Mei mendatang akan langsung melawan juara dunia kelas ringan asal Rusia, Khabib Nurmagomedov.
"Pertarungan Ferguson vs Gaethje adalah salah satu perkelahian paling kejam yang akan Anda saksikan," kata White kepada ESPN.
"Saya bisa menjamin itu. Pertarungan ini akan menjadi luar biasa. Pemenang akan bertarung melawan Khabib untuk mendapatkan gelar. Ini untuk sementara, namun 100 persen pemenang melawan Khabib," imbuhnya.
Khabib Nurmagomedov memiliki rekor luar biasa di UFC. Dalam 12 laga, dia tidak terkalahkan (12-0). Namun, dia menarik diri dari pertarungan mempertahankan gelar pada UFC 249 melawan Tony Ferguson. Alasannya, Khabib terjebak di Rusia karena pandemi virus korona baru.
Posisinya lalu digantikan Gaethje. Semula pertandingan itu akan digelar pada 18 April. Namun, laga itu batal dan akhirnya bakal dipanggungkan pada 9 Mei di Jacksonville, Florida.
Pertarungan Ferguson (25-3 MMA, 15-1 UFC) dan Gaethje (21-2 MMA, 4-2 UFC) akan memperebutkan sabuk kelas ringan sementra.
Khabib sendiri baru bisa tampil setelah Agustus. Sebab, saat ini dia harus menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Sebelumnya Khabib mengatakan bahwa dia siap bertarung pada awal Agustus. Namun, White baru menyiapkan pertandingan untuknya setelah Agustus. "Khabib akan kembali pada September atau Oktober," kata White.
Sementara itu, Justin Gaethje menilai UFC mengambil keputusan sepihak terkait pertarungannya melawan Tony Ferguson. Gaethje kecewa karena UFC tidak berdiskusi dengannya dalam mengambil keputusan.
Semula, Gaethje setuju untuk bertarung menghadapi Ferguson di UFC 249 pada 18 April. Gaethje menggantikan Khabib Nurmagomedov yang tidak bisa meninggalkan Rusia dalam masa pandemi virus corona. Namun, ajang UFC 249 tersebut dibatalkan dan berganti jadwal pada 9 Mei.
"Saya mendengar Dana White mengatakan bahwa dia melanjutkan pertarungan pada 9 Mei dan saya ikut. Jujur, sebenarnya saya kecewa. Soalnya saya sering bilang kepada mereka kalau saya tidak ingin bertarung dengan kondisi latihan yang singkat," katanya.
Meski kecewa, Gaethje tidak ingin menyalahkan UFC karena mereka mempunyai alasan tersendiri untuk penundaan ini. "Mereka mempunyai asumsi bahwa saya bersedia pada 18 April, maka saya pasti juga bisa pada 9 Mei. Jujur saya tidak senang dengan keputusan ini," tegasnya.
Kendati demikian, Gaethje mempunyai pengecualian. Menurutnya, demi sebuah gelar, dia siap bertarung walaupun pemberitahuannya sehari sebelum laga.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal