LAS VEGAS (RIAUPOS.CO) -- Duel kelas berat superpanas menyapa pencinta tinju dunia hari ini WIB (23/2). Dari MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Amerika Serikat (AS), juara dunia versi WBC Deontay Wilder gagal mempertahankan sabuk juara dunianya untuk kali kesebelas.
Dia takluk dari petinju yang sudah dia hadapi 1 Desember 2018, Tyson Fury. Pada pertemuan pertama, pertarungan berakhir draw dan kontroversial.
Kemenangan Fury mengejutkan. Penampilannya yang agresif dengan menghajar Wilder dan menang ronde ketujuh juga sangat luar biasa.
Padahal, bursa taruhan masih mengunggulkan Wilder dengan tipis. Namun, yang terjadi di atas ring ternyata berbeda. Fury tampil jauh lebih baik ketimbang pertemuan pertama pada Desember 2018.
Pada duel pertama, Wilder sempat menjatuhkan Fury dua kali, yakni pada ronde ke-9 dan ke-12. Namun, Fury lolos dari kekalahan setelah sukses bertahan sampai pertandingan usai. Dua di antara tiga juri yang bertugas saat itu akhirnya memberikan masing-masing satu keunggulan untuk Wilder dan Fury. Sementara itu, satu juri lain memberikan hasil imbang.
Sebelum laga hari ini, Fury menyatakan, pada duel kedua ini dirinya datang dengan strategi yang berbeda total. Petarung asal Manchester, Inggris, tersebut tak mau lagi banyak bertahan dengan mengandalkan speed kakinya yang lebih lincah di atas ring.
Dan itu menjadi kenyataan. Fury berani meladeni gaya tarung Wilder yang lebih agresif dan terkenal memiliki pukulan hook maupun straight kanan yang mematikan. "Tidak ada rahasia lagi. Kali ini aku yang ingin membuat Wilder jatuh," sumbar petinju 31 tahun tersebut.
Dan ternyata, sesumbarnya itu terbukti.
Pada laga hari ini, Fury sengaja datang dengan bobot lebih berat. Dalam sesi timbang badan, bobotnya tercatat 123 kg. Lebih berat 7 kg jika dibandingkan dengan ketika bertarung pada pertemuan pertama (116 kg).
Dengan penambahan berat badan tersebut, dia ingin menambah bobot pukulannya ketika mendarat di tubuh lawan.
Di sisi lain, Wilder juga datang dengan bobot lebih berat. Kali ini beratnya 104 kg. Sedangkan di duel pertama, Wilder berbobot 96 kg.
Dengan hasil ini, Fury sukses merebut sabuk juara dunia kelas berat WBC dari tangan Wilder. Rekor bertanding Fury masih bersih dari kekalahan. Yakni 30 menang dalam 31 pertarungan. Fury hanya sekali imbang melawan Wilder pada 1 Desember 2018.
Sementara itu, bagi Wilder ini adalah kekalahan perdananya dalam 44 pertarungan. Rekor Wilder sejatinya luar biasa dengan mencatat 41 KO.
Hasil hari ini membuat banyak mantan juara dunia tinju mendorong untuk diadakannya pertarungan akbar, Fury melawan pemilik sabuk juara dunia kelas berat WBA (Super), IBF, WBO, dan IBO Anthony Joshua.
Kalau ini terealisasi, maka untuk kali pertama dalam 20 tahun akan ada lagi petinju kelas berat yang menguasai semua sabuk juara dunia. Sejak Lennox Lewis merebut semua gelar juara, belum ada lagi petinju kelas berat di dunia ini yang menjadi kampiun sejati.
"Fury vs Joshua akan menjadi pertarungan terbesar dalam sejarah. Sebab, Joshua adalah juara dunia kelas berat dua kali. Joshua adalah yang paling bertalenta di antara semua petinju kelas berat saat ini. Dan pemenang antara Fury vs Joshua adalah juara dunia kelas berat sesungguhnya," ucap mantan juara dunia kelas berat empat kali Evander Holyfield kepada ESPN.
Hal yang sama diungkapkan mantan juara dunia sembilan kali–termasuk kelas bulu, welter, kelas ringan, dan welter–Juan Manuel Marquez.
"Fury vs Joshua akan menjadi pertarungan yang sangat luar biasa. Sebab keduanya adalah petarung dari Inggris. Joshua adalah petinju terbaik kelas berat saat ini. Dan saya kira, dia akan mengalahkan Fury," ucap Marquez.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal