DANKAUR (RIAUPOS.CO) – Kesulitan dialami para pembalap, termasuk Marc Marquez dan kru sejumlah tim jelang MotoGP India. Sebab karena banyak visa yang belum terbit, Marquez dan para kru tim MotoGP itu sampai saat ini belum tiba di India.
Berapa banyak tim dan berapa banyak dari sekitar 2.000 orang yang terkena dampak dari terlambatnya penerbitan Visa Electronic Travel Authorizations (ETA) dari India tidak dapat diketahui secara pasti. Namun yang jelas, banyak sekali tim yang terdampak dari permasalahan tersebut sehingga tidak datang ke MotoGP India 2023 sesuai jadwal yang ditentukan.
Berdasarkan laporan Speedweek, Rabu (20/9), salah satunya adalah 50 persen dari anggota tim Repsol Honda yang masih terjebak di Eropa, termasuk Marc Marquez, yang tertahan di Madrid, Spanyol. Begitu pula dengan anggota tim Red Bull KTM yang setengahnya belum bisa terbang ke India karena masalah yang sama.
Rumitnya penerbitan visa dari India dialami Insinyur Data KTM Red Bull, Tex Geissler. Dia mengatakan nyaris gagal terbang dari Munich, Jerman, karena hal tersebut.
“Tidak ada visa sampai check-in di bandara di Munchen ditutup. Lalu datanglah visa. Saya kembali untuk check-in dan meyakinkan mereka untuk membawa saya,” ucap Geissler dilansir, Kamis (21/9).
“Kemudian mereka menelepon supervisor dan dia memberi lampu hijau dia masih bisa mendaftarkan bagasi saya, tetapi tidak ada jaminan kedatangannya. Itu 25 menit sebelum keberangkatan. Bagasi saya telah tiba. Tapi sekitar setengah dari tim kami tak ikut terbang,” tambahnya.
Beruntung bagi para tim pabrikan Yamaha, Ducati dan Aprilia, mereka tak mengalami masalah tersebut. Semua anggota tim MotoGP termasuk para pembalap mereka sudah mendarat di India sejak Selasa, 19 September 2023.
“Tim pabrikan MotoGP kami sudah sepenuhnya tiba di India. Hanya tim Master Camp Moto2 kami yang tidak memiliki pembalap Manuel Gonzalez dan seorang mekanik. Mereka belum menerima visa dan terdampar di Spanyol,” kata Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis.
Meski begitu, Yamaha juga harus memesan ulang beberapa tiket penerbangan. Sebab, visa elektronik dari Mondy India Pvt Ltd tidak tiba tepat waktu.
“Kami beruntung, seluruh anggota tim dan pebalap Ducati Lenovo tiba di India,” ujar Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti.
“Semua anggota tim kami ada di sini. Namun, beberapa orang datang terlambat satu hari,” kata CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola.(int/eca)
Selain masalah tersebut, terdapat beberapa masalah lainnya yang mewarnai menjelang bergulirnya MotoGP India 2023. Salah satunya adalah masyarakat India yang suka tidur sembarangan di segala tempat.
Karena itu, Dorna dan IRTA menghimbau semua tim agar menutup ruangan di area hotel, kantor tim dan ruang ganti di paddock pada malam hari. Sebab, biasanya ada orang India yang menggunakannya untuk bermalam.
“Penyelenggaraan Grand Prix ini sejauh ini merupakan bencana. Dorna sangat meremehkan kompleksitas birokrasi India. Dan kami terkejut bahwa tim Dorna dibiarkan sendirian dengan masalah visa dan masalah pajak mereka,” ujar salah satu manajer tim MotoGP.
Ditambah lagi dengan harga akomodasi dan layanan antar-jemput yang selangit. Honda misalnya harus membayar 28 ribu Euro (Rp458,4 juta) untuk layanan antar-jemput. Lalu, tim kecil seeprti PrustelGP setidaknya membayar 8 ribu Euro (Rp130 juta).
Sirkuit Internasional Buddh sendiri sebenarnya sudah pernah menggelar balapan Formula 1 pada 2011 hingga 2013 lalu. Namun, CEO Formula 1, Stefano Domenicalli, enggan menggelarnya lagi di India karena birokrasi yang rumit serta masalah bea cukai dan pajak.(int/eca)