ALL ENGLAND 2021

Indonesia Dikeluarkan dari All England, Begini Kata Ketua PBSI

Olahraga | Jumat, 19 Maret 2021 - 01:06 WIB

Indonesia Dikeluarkan dari All England, Begini Kata Ketua PBSI
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, ganda terkuat dunia yang harus meninggalkan All England setelah menang di babak pertama karena kebijakan Pemerintah Inggris yang dinilai diskriminatif. (AFP/DAILY MAIL)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna mengklaim ada upaya menjegal langkah tim badminton Indonesia untuk berprestasi di All England 2021.

Tim Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021 setelah National Health Service (NHS) dari Pemerintah Inggris mewajibkan para pemain dan ofisial tim Indonesia untuk melakukan karantina karena disebut melakukan kontak dengan orang positif Covid-19 di pesawat menuju Inggris.


Agung mengungkap sejumlah fakta yang menunjukkan ada upaya menjegal laju tim Indonesia untuk berprestasi di All England. Salah satunya adalah ketika Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melawan wakil Inggris Ben Lane/Sean Vendy, salah satu wasit pertandingan justru dari Inggris.

"Para pemain kita semuanya memang khususnya Ahsan/Hendra kemarin hakim garisnya dari Inggris, dan kita menang. Praktis pemain-pemain yang kita unggulkan seperti Jonatan Christie, Ahsan/Hendra itu menang. Lawan ganda Inggris bukan pertama kali, kita pernah berlaga dan pernah mengalahkan Inggris," ujar Agung dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/3/2021).

"Jadi kalau saya katakan dengan persiapan sekarang, PBSI yang saya pimpin saat ini, memang salah satu jalan membuat Indonesia tidak bisa juara dengan tidak boleh bertanding. Karena kalau kita bertanding, Indonesia adalah tim yang berbahaya, dan kita adalah kandidat juara. Salah satu yang paling kuat yang sudah mengalahkan Inggris," ucap Agung.

Agung kemudian mempertanyakan langkah NHS yang mengharuskan skuad badminton melakukan karantina sepuluh hari.

"Masih dilakukan komunikasi. Anda bisa bayangkan kita yang sudah divaksin tiba-tiba  tidak boleh ikut bertanding. Kita juga diminta untuk diisolasi 10 hari, saya kurang paham. Ini diskriminatif atau tidak, kalau tidak boleh bertanding ya sudah pulang saja kalau begitu. Kan seperti itu seharusnya," ucap Agung.

"Harusnya tinggal dites PCR, dia kena atau tidak. Ingat Indonesia tidak bawa Covid B117, di Inggris adanya, kita tidak ada. Kita sudah divaksin, kita tidak tahu siapa yang di pesawat yang positif, informasinya saja kita persoalkan. Harusnya bisa naik pesawat kalau sudah PCR terlebih dulu dahulu kalau di Indonesia, syaratnya kan seperti itu," jelas Agung lagi..

Agung mengaku tidak ingin menuduh, melainkan hanya ingin mengungkap fakta-fakta yang ada di All England 2021.

"Kita kecewa. Prokes sudah kami terapkan dan kami sangat patuh soal itu. Kita tunggu bagaimana ke depannya. Apa yang kami lakukan sudah maksimal. Atlet, pelatih, dan ofisial sudah maksimal. Tidak ada alasan untuk melakukan hal seperti ini kepada kita. Karena salah satu yang membuat kita tidak bisa menang karena ini," ujar Agung.

"Kita menyesalkan fakta-fakta yang ada. Hakim garis (dari Inggris, red), kasih fault 11 kali, padahal supaya objektif hakim garis] seharusnya bukan bagian dari salah satu negara yang bertanding. Dibilang tidak diskriminatif, di mana tidak diskriminatifnya. Ini olahraga sportivitas. Saya tidak pernah menuduh apa pun, tapi ini fakta." ucap Agung.

Agung juga mengatakan akan meminta bantuan Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk memfasilitasi agar skuad Indonesia tetap bisa bertanding di All England 2021.

"Saya sudah komunikasi dengan Menlu. Mohon bantuan memfasilitasi agar tetap dapat bertanding. Tidak ada alasan bagi orang untuk melarang kita bertanding. Dari segi apa pun, karena sudah divaksin dan di tim tidak ada yang positif," ujar Agung.

Sumber: JPNN/Jawa Pos/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook