PIALA DUNIA 2022

Analisis Persaingan Fase Grup F: Ujian Tak Mudah bagi Belgia dan Kroasia

Olahraga | Jumat, 18 November 2022 - 03:27 WIB

Analisis Persaingan Fase Grup F: Ujian Tak Mudah bagi Belgia dan Kroasia
Timnas Belgia (dari kiri) Kevin De Bruyne, Lois Openda, Wout Faes, Leandro Trossard, Jeremy Doku, Romelu Lukaku, dan Yannick Carrasco berpose sebelum berangkat ke Kuwait. (KENZO TRIBOUILLARD/AFP)

DOHA (RIAUPOS.CO) – Berkaca pada prestasi yang ditorehkan Belgia dan Kroasia pada Piala Dunia 2018, seharusnya mereka layak ditempatkan sebagai tiga besar unggulan juara pada Piala Dunia kali ini.

Empat tahun lalu Belgia menempati peringkat ketiga. Kroasia bahkan menjadi runner-up. Namun, Belgia dan Kroasia dirasa masih kurang mumpuni daripada Argentina, Brasil, Inggris, Jerman, dan Prancis.


Padahal, di antara lima negara unggulan versi rumah bursa, hanya Inggris dan Prancis yang menjejak setidaknya hingga semifinal pada edisi 2018. Jerman malah gagal lolos dari fase grup.

Alhasil, De Rode Duivels –julukan Belgia– dan Kroasia kembali menyandang status kuda hitam di Grup F. Padahal, sebagai timnas yang menduduki ranking kedua dan ke-13 FIFA saat ini, Belgia dan Kroasia memiliki materi bintang lima.

”Kami mengandalkan pengalaman dari Piala Dunia 2018. Sebab, kami tahu bahwa Piala Dunia memiliki dua tahap. Penyisihan grup yang merupakan inti dari semua hal yang harus disiapkan untuk berprestasi.”

”Kemudian, fase gugur yang merupakan hasil dari persiapan matang pada fase sebelumnya,” papar pelatih Belgia Roberto Martinez seperti dilansir ESPN.

Pelatih asal Spanyol itu juga ”agak” memaksa agar Belgia on fire sejak fase grup. Sebab, jika gagal tahun ini, turnamen ini bisa jadi ”penghabisan” bagi pemain generasi emas mereka.

Beberapa pilar Belgia saat ini sudah memasuki usia kepala tiga. Sebut saja kapten Eden Hazard (31 tahun), Kevin De Bruyne (31 tahun), Toby Alderweireld (33 tahun), Dries Mertens (35 tahun), dan Jan Vertonghen (35 tahun).

Nah, Vatreni –julukan Kroasia– setali tiga uang. Mereka juga segera ditinggalkan para veteran yang mengejutkan empat tahun lalu. Di antaranya, kapten Luka Modric (37 tahun), Ivan Perisic (33 tahun), Domagoj Vida (33 tahun), Dejan Lovren (33 tahun), dan Marcelo Brozovic (30 tahun).

”Di Piala Dunia sebelumnya, kami masuk final. Tetapi, saat ini prioritas kami adalah lolos dari fase grup. Setidaknya, kami harus memenangi dua dari tiga matchday yang tersedia,” ucap pelatih Kroasia Zlatko Dalic seperti dilansir Daily Mail.

Maroko dan Kanada yang berada di Grup F juga bukan lawan enteng buat Belgia serta Kroasia. Tulang punggung Maroko masih sama seperti empat tahun lalu. Misalnya, Achraf Hakimi dan Hakim Ziyech. Ziyech sempat menolak bermain buat timnas, tapi September lalu menerima panggilan lagi dan bersedia main.

Nama lain yang patut diperhitungkan adalah bek Noussair Mazraoui. Bersama Hakimi, dua bek sayap itu bisa menjadi ancaman. Sementara itu, motivasi Kanada bisa dibilang menjadi yang terbesar. Sebab, ini merupakan keikutsertaan kedua mereka setelah Piala Dunia 1986 alias setelah absen 36 tahun.

Praktis, semua pemain mereka bakal menjalani debut atmosfer ajang empat tahunan tersebut.

”Aku lahir di Ghana di sebuah kamp pengungsi. Itu adalah kehidupan yang sulit. Tetapi, ketika aku berusia 5 tahun, sebuah negara bernama Kanada menyambut kami dan anak laki-laki di tim sepak bola membuatku merasa betah.”

”Bermain di Piala Dunia adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” ujar winger Kanada Alphonso Davies kepada Bild.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook