JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pertemuan pertama melawan mentornya di Manchester City, Pep Guardiola, memang terjadi tujuh bulan setelah Mikel Arteta menangani Arsenal. Hanya, pertandingan di matchweek ke-26 Premier League yang tertunda pada 18 Juni lalu itu tetap terlalu cepat bagi pelatih debutan. Apalagi, Arteta menangani Arsenal di pertengahan kompetisi atau per 20 Desember 2019.
Ditambah laga pertama dalam restart Premier League itu dimainkan di Stadion Etihad, kandang City, jadilah Arteta dipaksa mengakui keunggulan pengalaman Pep. The Gunners –sebutan Arsenal– dipaksa takluk tiga gol tanpa balas oleh The Citiznes, julukan City.
Kembali menghadapi sang mentor dalam semifinal Piala FA di Stadion Wembley dini hari nanti (siaran langsung beIN Sports 1 pukul 01.45 WIB), Arteta telah mempersiapkan diri lebih baik. Si murid tidak hanya diliputi konfidensi tinggi setelah kemenangan atas juara Premier League, Liverpool FC, dengan skor 2-1 di Stadion Emirates pada Kamis lalu (16/7).
Namun, juga konfidensi Arteta bahwa dirinya telah mengantongi taktik jitu untuk menghadapi lawan berat seperti City. Arteta yang dikenal sebagai penganut skema 4-2-3-1 kini telah menemukan keseimbangan dengan skema 3-4-3 yang diusungnya sejak restart Premier League.
Meski berawal dari kekalahan lawan City dan kembali keok 1-2 kontra Brighton & Hove Albion empat hari berselang (21/6), Arsenal kemudian memenangi 4 laga, 1 seri, dan hanya 1 kali kalah.
Khusus kekalahan 1-2 melawan Tottenham Hotspur (13/7) lebih karena ketidakberutungan Pierre-Emerick Aubameyang. Sebab, sebelumnya (8/7) Arsenal berhadapan dengan Leicester City dan melawan Liverpool sesudahnya. Juga, karena taktik pragmatisme ala pelatih Spurs Jose Mourinho.
"Formasi 3-4-3 yang dimantapkan Arteta menjadi solusi pas terhadap keunggulan-keunggulan individu Arsenal yang memiliki kecepatan lari dan kemampuan pressing tinggi. Taktik itu berhasil memberikan kejutan untuk tim yang juga memainkan sepak bola dinamis, bertempo tinggi, dan pressing ketat," ulas ESPN.
Problem Arteta hanya di lini pertahanan. Kekalahan oleh City tak bisa lepas dari David Luiz yang membuat error plus menerima kartu merah. Namun, David Luiz saat ini adalah bek yang paling dipercaya Arteta. Selama pemain 33 tahun berkebangsaan Brasil tersebut bisa mengontrol emosi, pertahanan Arsenal bakal solid.
Berbicara dalam pre-match press conference di London Colney tadi malam (17/7), Arteta menyebutkan, City di bawah kendali Pep tak punya banyak titik lemah. "Sekecil apa pun celah yang menjadi kekurangan mereka akan kami manfaatkan," ucap pelatih kelahiran San Sebastian, Spanyol, 38 tahun lalu itu seperti dilansir Football London.
Menanggapi pertemuan lawan Arsenal asuhan Arteta, striker Gabriel Jesus kepada Manchester Evening News menyatakan bahwa Pep tentu tahu bagaimana meredam mantan asistennya itu lagi. Di mata Jesus, Pep adalah sosok pelatih genius yang bisa memodifikasi strateginya dalam hitungan menit saat pertandingan berlangsung.
Jadi, meski pernah "berguru" kepada Pep, Arteta tetap sulit membaca taktik pelatih berjuluk Sang Filsuf tersebut. "Pertandingan 90 menit adalah laboratorium milik Pep. Dia menganalisis, bereaksi, dan akan memberikan solusi," tutur Jesus yang mengemas 3 gol dan 2 assist dalam tiga laga terakhir City di Premier League tersebut.
Perkiraan Pemain
Arsenal (3-4-3): 26-Martinez (g); 20-Mustafi, 23-David Luiz, 31-Kolasinac; 2-Bellerin, 34-Xhaka, 8-Ceballos, 77-Saka; 24-Nelson, 9-Lacazetete, 14-Aubameyang (c)
Pelatih: Mikel Arteta
Manchester City (4-3-3): 1-Bravo (g); 2-Walker, 30-Otamendi, 14-Laporte, 22-Mendy; 17-De Bruyne, 16-Rodri, 21-Silva (c); 26-Mahrez, 9-Jesus, 7-Sterling
Pelatih: Pep Guardiola
Wasit: Jon Moss
Stadion: Wembley, London
Siaran langsung: beIN Sports 1 pukul 01.45 WIB
Asian Handicap 1 1/2:0
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi