JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Sumardji memastikan federasi akan membanding sanksi AFC terkait keributan di SEA Games 2023.
Dari keributan laga final SEA Games 2023, AFC menjatuhkan sanksi larangan bermain dan mendampingi tim, juga denda, kepada tiga pemain dan empat staf pelatih timnas Indonesia U-23.
Hanya saja tidak semua sanksi dibanding. Hanya sanksi Sahari Gultom, pelatih kiper, yang dibanding PSSI. Pasalnya Sahari disebut tidak terlibat dalam kericuhan melawan Thailand tersebut.
“Sanksi yang di SEA Games nanti kita akan banding ya, karena memang ada beberapa ofisial yang semestinya tidak terlibat. Contohnya Sahari. Coach Ucok itu mestinya enggak terlibat sama sekali,” kata Sumardji.
“Tetapi kenapa dikenakan sanksi? Ini yang sedang kita ajukan banding,” kata lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional ini seusai internal game Indonesia U-17, Sabtu (15/7).
Soal ketetapan sanksi AFC apakah berlaku hanya untuk pertandingan Indonesia U-23 atau seluruh pertandingan resmi FIFA, Sumardji belum tahu pasti. Federasi akan mempertanyakan hal ini ke AFC.
Sementara pelatih Indonesia U-17 Bima Sakti memilih menanti hasil putusan banding. Jika sudah tetap, sanksi itu akan coba dihabiskan dalam pertandingan uji coba sebelum Piala Dunia U-17 2023.
“Kan itu ada pertandingan uji coba. Ya, kita jalani saja sanksinya kalau memang sudah sah. Kemudian kita harapnya Coach Sahari kan sebenarnya dia enggak ngapa-ngapain,” ucap Bima.
“Karena badannya sama dengan Tegar (staf timnas, red). Jadi dia juga kena kartu merah. Jadi kita harap kita habiskan saja di uji coba, di Piala Dunia bisa mendampingi karena kita butuh Coach Sahari,” ucapnya.
Adapun tiga pemain yang dijatuhi sanksi AFC adalah Titan Agung, Komang Teguh, dan Muhammad Taufani. Sedangkan empat staf pelatih yakni Sahari Gultom, Tegar Diokta, Muhni Toid, dan Ahmad Nizar.(jpg/hbk)