Serie A Liga Italia: Serasa Final di Setiap Pekan

Olahraga | Jumat, 15 April 2022 - 11:45 WIB

Serie A Liga Italia: Serasa Final di Setiap Pekan
Bomber AC Milan Olivier Giroud bakal menghadapi perlawanan sengit Genoa CFC dalam giornata ke-33 Serie A di Stadio San Siro dini hari nanti. (MIGUEL MEDINA/AFP )

GENOA (RIAUPOS.CO) – Second leg semifinal Coppa Italia pekan depan (20/4) bukan satu-satunya head-to-head antara AC Milan dan Inter Milan di sisa musim ini.

Rossoneri dan Nerazzurri juga terlibat head-to-head sengit di Serie A meski bukan pertemuan langsung. AC Milan masih berstatus capolista dengan 68 poin hingga giornata ke-32. Tetapi, Inter yang terpaut dua poin (66 poin) di peringkat kedua memiliki tabungan satu laga.


Ada pula SSC Napoli di peringkat ketiga dengan perolehan poin yang sama dengan Inter. Enam giornata ke depan, seperti diungkapkan bek kanan sekaligus kapten AC Milan ketika Alessio Romagnoli absen, Davide Calabria, bak menjalani final di setiap pekan.

Ketika selip atau gagal mendulang poin absolut, rival memiliki kesempatan menyalip.

”Kami akan memberikan segalanya untuk membawa pulang sesuatu (baca: scudetto) yang terlewatkan beberapa tahun terakhir,” kata Calabria seperti dilansir Sport Mediaset.

Dalam dua musim terakhir, AC Milan sulit meraih hasil sempurna ketika menjalani enam giornata terakhir. Musim lalu (2020–2021), dari maksimal 18 poin, Rossoneri mengoleksi 13 poin.

Tapi, skuad asuhan Stefano Pioli itu harus puas mengakhiri musim sebagai runner-up. Dua musim lalu (2019–2020), Rossoneri malah hanya kehilangan dua poin. Tapi, seiring start yang buruk, mereka hanya finis keenam.

Menjamu Genoa CFC di Stadio San Siro dini hari nanti menjadi awal dari proyek enam giornata terakhir Rossoneri (siaran langsung RCTI/beIN Sports 3/Vidio/UseeTV GO pukul 02.00 WIB).

Berkaca dari pertemuan terakhir di babak 16 besar Coppa Italia pada 14 Januari lalu, Genoa dapat menyulitkan AC Milan selama 90 menit dan memaksa Rossoneri mengakhiri laga lewat kemenangan di babak waktu tambahan.

Calabria pun sudah memprediksi permainan serupa akan ditampilkan oleh Il Grifone –sebutan Genoa– yang notabene sedang berjuang lepas dari jerat degradasi (peringkat ke-18).

’’Tentu saja, laga melawan klub seperti mereka (berjuang lepas dari jerat degradasi, red) akan selalu sulit dimenangi,” beber pemain 25 tahun yang membela tim utama AC Milan sejak 2015 tersebut.

Tantangan enam giornata terakhir juga dialami Inter via sang allenatore Simone Inzaghi. Selama lima musim terakhir atau ketika Simone masih menangani SS Lazio, pelatih yang fanatik dengan skema tiga bek itu tidak pernah sekali pun bisa keluar dari tren hanya tiga kemenangan dari enam giornata terakhir.

Bahkan, musim lalu, Simone hanya meraih dua kemenangan (total 10 poin). Pengalaman buruk itulah yang harus dia hapus ketika bersama Inter musim ini.

Apalagi, Inter masih punya tabungan satu laga menghadapi Bologna FC di Stadio Renato Dall’Ara. Itu merupakan laga tunda giornata ke-20 pada 6 Januari lalu. Giornata ke-33 menghadapi Spezia Calcio di Stadio Alberto Picco dini hari nanti (siaran langsung RCTI/beIN Sports 3/Vidio/UseeTV GO pukul 00.00 WIB) turut menghadirkan tantangan lain bagi Simone.

Yaitu, sosok allenatore Spezia Calcio Thiago Motta yang tak lain adalah mantan pemain Inter ketika berjaya pada periode 2009–2011. Motta pun menyimpan ambisi untuk mengganjal peluang scudetto mantan klubnya.

”Aku ingin menguji diriku sendiri ketika menghadapi Inter,’’ ucap pria kelahiran Brasil yang dinaturalisasi oleh Italia itu kepada Corriere dello Sport.( ren/c17/dns/jpg)

Editor: Edwar Yaman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook