Terbaik di Era BWF Tour

Olahraga | Senin, 20 Januari 2020 - 10:18 WIB

Terbaik di Era BWF Tour
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo melakukan selebrasi usai mengalahkan seniornya Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan pada final ganda putra.(HARITSAH ALMUDATSIR/JPG)

Bangkit dari Keterpurukan
Gelar juara Indonesia Masters 2020 menjawab rasa penasaran mereka yang sempat tertunda pada 2018 silam. Saat itu mereka harus puas sebagai runner-up. Kemenangan ini sekaligus menjadi sejarah baru bagi keduanya. Untuk kali pertama pasangan peringkat delapan dunia itu bisa meraih gelar juara di Istora Senayan.


Sejak berpasangan pada 2017 silam, pasangan tersebut tak pernah sekalipun meraih sukses kala bertanding di rumah sendiri. Baru tahun ini Greysia/Apriyani bisa mendobraknya dengan sangat dramatis pula. Mengalahkan pasangan dengan level yang ada di bawah tidak semudah yang dikira.

Maiken Fruergaard/Sara Thygesen memang menjadi ancaman baru sejak keduanya berhasil mematikan langkah dua ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Pasangan peringkat 30 dunia itu mampu mengetatkan skor melawan para pemain tangguh dunia. Terbukti skor dalam babak final melawan Greysia/Apriyani juga tidak berjarak jauh. Pertandingan yang berlangsung selama 80 menit itu berakhir 21-18, 11-21, 21-23 bagi pasangan Denmark.

Greysia/Apriyani tampil cukup berbeda kali ini. Tidak bergeming menghadapi serangan-serangan tajam Fruergaard/Thygesen. Malahan mereka pasang mode bertahan yang sangat rapat. Sampai akhirnya lawan yang lelah hingga membuat kesalahan dengan mati sendiri.

"Jujur kami lelah sekali. Pusing, kepala berkunang-kunang. Kami dari awal tidak memikirkan hasil akhir. Kami ingin memperbaiki performa kami," ucap Greysia.

"Hasil hari ini (kemarin, red) tidak menyangka. Saya berkaca di tahun lalu terpuruk dan gimana caranya kami keluar dari masalah. Kami mau juara, mau maju. Di rumah sendiri, di Indonesia, kami bisa menunjukkan performa terbaik," imbuh Apriyani.

Saking bahagianya Apriyani sampai tak kuasa menitikkan air mata. Di podium saat pengalungan medali dan saat konferensi pers. Dia memang berperan kuat dalam kemenangan perdana itu. Saat Greysia lebih banyak error, maka pemain 21 tahun itu yang akan mengcover gila-gilaan.

"Jujur saya sangat bangga sama Apri. Dia mau terus ditekan, didorong biar keluar emasnya, potensi paling dalam kita asah terus. Kalau pertandingan di set pertama kami tertekan, kami tidak bisa bermain lepas. Kami sangat memuji Denmark bisa main bagus, ngalahin pemain top. Tadi mereka main enjoy walaupun dengan sorakan Istora. Jadi itu yang kami coba ambil positif di lapangan. Nothing to lose," tutur Greysia.

Fruergaard/Thygesen turut memuji penampilan solid Greysia/Apriyani. Apalagi ini kesempatan pertama mereka bisa memenangkan pertandingan melawan ganda putri terbaik yang dimiliki Indonesia tersebut.

"Tentunya kami merasa sangat kecewa. Sempat match points terlebih dahulu di set ketiga tapi tidak bisa memenangkan pertandingan. Selamat untuk lawan kami. Mereka menyulitkan kami diakhir," ucap Thygesen.(feb/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook