SEPAKBOLA SEA GAMES XXXII

10 Pemain, Lolos Dramatis

Olahraga | Minggu, 14 Mei 2023 - 10:07 WIB

10 Pemain, Lolos Dramatis
Bek Timnas Indonesia U-22, Muhammad Ferrari, saat melakukan selebrasi usai mencetak gol ke jala Vietnam dalam babak semifinal cabang sepakbola SEA Games di Stadion Olympic, Phnom Penh, Sabtu (13/5/2023). (PSSI)

PHNOM PENH (RIAUPOS.CO) -   Tim Nasional (Timnas) Indonesia harus bermain dengan sepuluh pemain sejak menit ke-59. Itu setelah Pratama Arhan menerima kartu kuning kedua. Timnas makin tertekan ketika Bagas Kaffa mencetak gol bunuh diri di menit ke-79. Own goal ini membuat skor menjadi imbang 2-2.  Sebelumnya, timnas unggul melalui Komang Teguh Trisanda (9’).  Tapi,  skor menjadi 1-1 setelah Vietnam mencetak gol melalui sundulan Nguyen Van Tung (36’).  Timnas kembali unggul melalui Muhammad Ferrari (53’).

Nah, setelah  Vietnam menyamakan skor dan unggul jumlah pemain, skuad Garuda harus berjuang keras menghalau serangan lawan. Tekanan makin berat karena fourth official memberikan tambahan waktu selama delapan menit. Tapi, di masa injury time ini pula Indonesia akhirnya bisa mencetak gol penentu kemenangan lewat Taufany Muslihuddin (90+6’)


Ini adalah kemenangan pertama timnas atas Vietnam di arena sepakbola SEA Games sejak 19 November 2011 alias 12 tahun silam!  Indra Sjafri selaku pelatih timnas pun tidak dapat menutupi kegembiraan. “Saya pikir ini pertandingan yang ketat dari menit awal sampai akhir. Apalagi, kami sempat bermain dengan sepuluh pemain. Tapi, alhamdulillah, kami bisa memenangkan pertandingan,” ujar pelatih asal Sumatera Barat tersebut.

Indra mengapresiasi permainan Vietnam. Meski kerap terjadi benturan dan sempat ada ketegangan di lapangan, The Golden Star Warriors -julukan timnas Vietnam- memperlihatkan permainan yang sportif.

“Ada perbedaan cara bermain Vietnam. Yang sekarang lebih smooth. Tidak seperti yang sebelumnya,” ujar Indra.

Taufany Muslihuddin, sang penentu kemenangan juga tidak kalah gembira. Tapi, pemain kelahiran 24 Maret 2002 itu tidak mau cepat puas. Dia ingin menuntaskannya di final dengan raihan medali emas.

“Saya bersyukur diberikan kesempatan bermain oleh coach Indra hari ini (kemarin). Di pertandingan final nanti, saya akan berusaha lebih siap lagi,” tegas Taufany.

Philippe Troussier selaku pelatih timnas Vietnam berdalih, kekalahan timnya karena faktor kurang pengalaman. Selain itu, para pemainnya dinilai kurang berani di atas lapangan. “Skuad kami muda. Banyak pemain U-20. Jadi, kami tidak memiliki banyak pengalaman dan keberanian,” ungkap pelatih asal Prancis tersebut.

Troussier juga menyoroti regulasi SEA Games kali ini.  Yakni, semua tim tidak diperbolehkan menggunakan pemain senior. “Jika ada tiga pemain seperti itu (pemain senior, red), ditambah Bui Hoang Viet Anh dan Nguyen Thanh Binh, tim ini bakal ada lima pemain dengan pengalaman internasional,’’ ujarnya.  

Troussier berharap pemain Vietnam bisa menyerap pengalaman dari kegagalan di SEA Games kali ini. ‘’Saya ingat ketika saya mengambil tugas, para pemain ini masih kalah di Kejuaraan U-19 Kamboja. Saya tidak menyesal menerima mereka. Generasi ini tidak memiliki banyak individu yang luar biasa, tetapi saya percaya dengan pelatihan yang tepat, mereka dapat memiliki masa depan yang lebih baik,’’ ungkapnya.

Salat Jamaah setelah Pertandingan

Tim nasional Indonesia berhasil menaklukkan Vietnam dengan skor 3-2.  Namun, mereka yang muslim tetap menjalankan kewajiban. Ya, setelah pertandingan yang cukup menegangkan, pemain, pelatih dan ofisial menjalankan solat magrib berjamaah di Olympic Stadium, Phnom Penh, tepat setelah pertandingan.

Karena salat di stadion, perlengkapan ibadah pun seadanya. Pemain yang membawa sarung mengenakan sarung. Lalu, yang tidak membawa sarung mengenakan spanduk salah satu brand minuman. Beberapa spanduk itu juga dijadikan alas untuk salat.

Meski dengan perlengkapan ala kadarnya, ibadah salat magrib berjalan khusyu. Fajar Fathur Rahman dipercaya menjadi imam. Teman-temannya menjadi makmum. Termasuk pelatih kepala Indra Sjafri.

“Ini sujud syukur kami. Alhamdulillah ya Allah,” ujar Ilham Rio Fahmi, bek sayap timnas Indonesia.

Pemain asal Persija Jakarta itu mengungkapkan, selain bentuk syukur, salat magrib berjamaah di stadion dilakukan untuk menghindari lewatnya waktu magrib. Dia memprediksi waktu magrib sudah habis jika harus lebih dulu kembali ke hotel.

“Waktu salat magrib sudah mepet dengan isya. Jadi, kalau salat di hotel, waktu magribnya sudah habis. Jadi, kami salat di locker room,” ucap Rio.(fiq/bas/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook