Tim dan pembalap masih akan sibuk menguji motor baru mereka di Mandalika hingga Ahad, sebelum mengawali musim di Qatar pada 6 Maret nanti.
Sirkuit Mandalika juga akan menjadi tuan rumah balapan kedua di kalender MotoGP pada 20 Maret nanti.
Tes Pramusim MotoGP dan Proyek "Roro Jonggrang" Tersisa
Marc Marquez berfoto dengan senyum lebar di depan plang raksasa bertulisan "Lombok". Tepat sebelum pintu keluar Bandara Internasional Lombok.
Jorge Martin mengendarai motor di sekitar hotelnya sambil menyapa ibu-ibu yang sedang berbincang di pinggir jalan. Johann Zarco bermain catur dengan bertelanjang dada di pinggir pantai. Dia tampak menemukan "surga" yang hangat pada saat kampung halamannya di Prancis sana masih membeku akibat musim dingin.
Keterangan foto yang mengungkapkan kerinduan terhadap fans di Indonesia membuat tes pramusim MotoGP kedua di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, ini menjadi pemanasan yang pas sebelum balapan sebenarnya pada 18–20 Maret mendatang.
Tiba kemarin (11/2) pagi di Lombok, aroma MotoGP terasa sejak mendarat di bandara. Beberapa poster iklan bernuansa MotoGP terpampang di sejumlah sudut. Begitu berkendara keluar dari bandara, jalan bypass menuju sirkuit sudah menyambut.
Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dari bandara sampai sirkuit dalam kondisi jalan sepi. Jalur tersebut adalah salah satu akses tercepat menuju sirkuit. Sayangnya, lebar bypass itu terasa kurang jika membayangkan nanti ada sekitar 100 ribu penonton yang mengakses rute yang sama tersebut secara bersamaan pada akhir pekan balapan.
"Sebenarnya ada dua akses untuk menuju sirkuit. Selain bypass ini, ada rute lain yang biasa dipakai masyarakat umum untuk beraktivitas. Namun, jalannya lebih sempit dari ini," papar Salim, sopir yang membawa kami ke sirkuit.
Sepanjang jalan, pohon-pohon yang menghiasi separator terlihat baru ditanam. Di kiri-kanan jalan, puluhan pekerja menanami bahu jalan dengan rumput. Bisa jadi, sebulan lagi baru terlihat hijaunya.
Semakin mendekat ke sirkuit, proyek pengerjaan infrastruktur semakin kentara sibuknya. Gundukan tanah tersebar di mana-mana. Alat-alat berat dikerahkan untuk meratakan tanah sebelum diaspal. "Saya lihat baru sekitar seminggu ini pengerjaan diintensifkan. Sejak WSBK (World Superbike) selesai November lalu, tidak ada pengerjaan apa-apa," ungkap Salim.
Akses di depan pintu masuk utama sirkuit juga masih amburadul. Ratusan pekerja lalu-lalang. Akses menyempit karena ada material di kiri-kanan. Pengerjaan proyek itu seakan membutuhkan tangan ajaib Bandung Bondowoso yang harus membangun 1.000 candi dalam waktu semalam di kisah Roro Jonggrang agar bisa selesai sebelum balapan dihelat bulan depan. Waktunya tersisa enam pekan lagi.
"Fokus kami memang merampungkan infrastruktur penunjang," ungkap Vice President MGPA Cahyadi Wanda saat diwawancarai Jawa Pos kemarin. "Kami akhirnya berpikir, nggak apa-apa tes pramusim masih kelihatan jelek, tapi nanti pas hari-H semuanya sudah bagus," lanjutnya.
Infrastruktur lain yang sedang dikebut adalah pembangunan grandstand. Jawa Pos (JPG) menyaksikan langsung pemancangan tiang-tiang grandstand itu karena letaknya memang berseberangan langsung dengan media center.
Jika dilihat secara kasatmata, memang pengerjaannya sangat cepat. Sejak pagi sampai sore, tiang-tiang penyangga dipasang.
"Kami juga mendatangkan kursi grandstand berstandar F1 dari Vietnam. Kan F1 Vietnam batal digelar. Jadi, kursi-kursinya kami beli. Juga dari vendor GP Shanghai (F1). Ada 20 ribu yang premium lengkap dengan handrest dan 30 ribu tanpa handrest," papar Cahyadi yang menyebut setelah pergelaran WSBK tahun lalu banyak keluhan dari penonton lantaran kursinya kurang nyaman.
Di belakang grandstand, masih ada tanah luas yang rawan becek ketika hujan turun. Lokasinya di dekat terowongan yang videonya viral karena tergenang air hujan saat WSBK diselenggarakan. "Memang masalah utamanya drainase. Tapi, saat ini pengerjaan drainase sudah komplet. Kami yakin tidak akan ada genangan lagi," ujarnya.
Cahyadi sadar Mandalika adalah kawasan pengembangan. Semua akan dievaluasi secara berkala. Dorna sebagai pemilik event MotoGP juga bersikap suportif menghadapi berbagai problem di sirkuit jalanan pertama MotoGP di dunia itu.
"Dorna tahu, kita ini baru menggelar MotoGP lagi setelah 25 tahun. Jadi, wajar kalau masih perlu penyesuaian di sana-sini," katanya.(cak/c14/ttg/jpg)