LIVERPOOL (RIAUPOS.CO) – Trio lini depan Liverpool FC Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino sudah menuju ke titik nadir. Sebab, Sadio Mane mengaku ingin pergi dari AXA Training Centre (kamp latihan LFC) pada musim panas ini.
Kedatangan Darwin Nunez dari SL Benfica sebagai sosok pengisi slot Mane pun tinggal menunggu waktu. Kemarin (11/6), Darwin dilaporkan sudah pergi dari pemusatan latihan timnas Uruguay di Montevideo.
Darwin disebut tidak akan main ketika La Celeste –julukan Uruguay– menjalani uji coba melawan Panama di Estadio Centenario, Montevideo. Dia disebut telah bertolak menuju Liverpool.
Laporan itu seolah menegaskan bahwa hari ini pemain 22 tahun tersebut sudah sepakat bergabung The Reds –julukan LFC– dan menjalani tes medis.
Dia diklaim sudah sepakat dengan kontrak berdurasi lima musim senilai GBP 85 juta (Rp1,52 triliun). Dengan Darwin, trio serangan LFC di masa depan adalah Darwin, Diogo Jota, dan Luis Diaz.
Jika terealisasi, trio baru LFC itu dapat sebutan ’’3D’’ (Diogo, Darwin, dan Diaz). Kehadiran Darwin dalam trio serangan LFC juga menjawab kritik dari mantan penggawa LFC yang musim ini jadi pandit Sky Sports, Jamie Carragher. Dengan Darwin yang posisi aslinya di posisi sembilan alias striker, ini akan melengkapi karakter trio serangan LFC.
’’Lihatlah Bobby (sapaan akrab Firmino), dia bukan striker murni. Demikian pula dengan Jota, sama seperti Mane dan Salah. Tim ini lebih sering bermain melebar karena memang selama ini tidak mempunyai seorang striker murni,’’ kritik Carra –sapaan akrab Carragher.
Menurut dia, peran seorang striker murni tetap dibutuhkan dengan gaya main LFC di tangan Jurgen Klopp. Seperti diketahui, Jordan Henderson dkk sudah terbiasa bermain dengan false nine. Entah bersama Bobby atau Mane.
Bahkan, saking kentalnya aroma wide attacker dalam skema serangan LFC, Divock Origi yang notabene striker murni malah lebih sering melebar.
’’Aku pikir ini masa ketika LFC bisa mengusung striker murni lagi,’’ imbuh bek LFC dekade 2000-an itu.
Bersama SL Benfica, Darwin musim ini mengoleksi 34 gol dari 41 laga dari semua ajang. Musim ini, tidak ada satu pun penggawa LFC yang mampu mengumpulkan jumlah gol sebanyak Darwin.
Salah sebagai pencetak gol terbanyak LFC pun hanya bisa membukukan 31 gol, Mane 23 gol, Jota 21 gol, dan Bobby 11 gol.
Dengan posturnya, Darwin pun bakal jadi andalan serangan LFC dalam skema bola-bola atas. Tinggi badannya mencapai 187 sentimeter.
Tidak ada pemain depan LFC yang mempunyai tinggi badan melebihi Darwin. Origi yang musim lalu tertinggi pun hanya 185 sentimeter. Bobby 181 sentimeter dan Diaz 180 sentimeter. Sedangkan Jota, Salah, dan Mane jadi trio kurcaci. Sebab, tinggi badan mereka di bawah 180 sentimeter. Jota 178 sentimeter, Salah 175 sentimeter, dan Mane 174 sentimeter.
Karena itu, andai Darwin masuk dalam skema main LFC, Klopp bisa punya variasi serangan. Tak lagi hanya dengan bola-bola pendek yang mengalir di antara trio lini depannya.
Begitu pula dengan skema bola atas yang didukung fullback penyuplai umpan gol seperti Trent Alexander-Arnold ataupun Andy Robertson.
Saking tangguhnya Darwin, bek LFC Virgil van Dijk pun mengakui kehebatannya. VvD (singkatan nama Van Dijk) menyebut nama Darwin di antara bomber-bomber top Eropa yang pernah dia hadapi. Seperti Sergio Aguero, Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Kylian Mbappe, dan juga Erling Haaland.
’’Dia sedikit mirip dengan Erling, tetapi dia lebih direct dan cepat, tinggi dan tangguh dalam duel-duel. Sulit berhadapan dengan pemain-pemain seperti itu,’’ beber Van Dijk seperti dikutip dari laman Liverpool Echo. (ren/c17/dra/jpg)
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman