SEPAK BOLA DUNIA

Graham Potter, Reputasi Medioker, Level Gaji Big Four

Olahraga | Minggu, 11 September 2022 - 23:00 WIB

Graham Potter, Reputasi Medioker, Level Gaji Big Four
Graham Potter menjadi pelatih baru Chelsea. (OLI SCARFF/AFP)

LONDON (RIAUPOS.CO) - Level kepelatihan Graham Potter tentu belum sama dengan Jose Mourinho. Ketika Potter memulai karier bersama klub kasta keempat Swedia Ostersund FK pada 2011, Mourinho dipercaya melatih Real Madrid dan sudah dua kali memenangkan gelar Liga Champions.

Meski begitu, Potter sudah dihargai sama seperti The Special One –julukan Mourinho– terkait dengan gaji di Chelsea.


Potter yang telah ditunjuk sebagai pengganti Thomas Tuchel tiga hari lalu (8/9) bakal menerima gaji per musim GBP 12 juta (Rp206 miliar). Nominal yang sama dengan gaji Mourinho pada periode kedua menangani The Blues (2013–2015).

Seperti diketahui, nominal tersebut merupakan bayaran paling tinggi untuk pelatih Chelsea. Sebagai perbandingan, bayaran Tuchel saja GBP 7 juta (Rp120 miliar) per musim.

Dengan bayaran tersebut, Potter yang dikontrak Chelsea selama lima musim (hingga Juni 2027) masuk empat besar pelatih bergaji mahal di Premier League. Pria kelahiran Solihull 47 tahun lalu itu hanya kalah oleh Pep Guardiola (Manchester City), Jurgen Klopp (Liverpool FC), dan Antonio Conte (Tottenham Hotspur).

Artinya, Potter dengan reputasi pelatih medioker karena menangani Brighton & Hove Albion dihargai lebih tinggi ketimbang pelatih yang punya reputasi seperti Erik ten Hag (Manchester United).

Juga di atas nama-nama berpengalaman seperti Brendan Rodgers (Leicester City) dan David Moyes (West Ham United). Menurut Rodgers, semakin tinggi bayaran untuk pelatih bukan sekadar apresiasi atas reputasi, melainkan juga berbanding lurus dengan tekanan yang diterima.

”Di Chelsea, dia (Potter) akan merasakan tekanan yang berbeda seperti di Brighton,” kata Rodgers seperti dikutip Leicester Mercury.

”Dia (Potter) tidak pernah merasakan tekanan apa pun (dari pemilik Brighton, Red) dan begitu mendapatkan tekanan, mungkin dia bisa membuat keputusan yang biasanya tidak pernah dia lakukan ketika Anda berada di tempat yang nyaman,” ucap Steve Sidwell, pandit sekaligus mantan gelandang Chelsea, kepada talkSPORT.

Potter diuntungkan dengan penundaan laga Premier League pekan ini lantaran masa berkabung atas meninggalnya Ratu Elizabeth II. Jadi, dia memiliki waktu lebih banyak dalam mempersiapkan tim untuk laga berikutnya.

Yakni, ketika Chelsea menerima kunjungan RB Salzburg dalam matchday kedua grup E Liga Champions di Stamford Bridge pekan depan (15/9).

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook