LONDON (RIAUPOS.CO) – Mikel Arteta pernah merasakan ”kutukan” ketika menjadi kapten Arsenal. Dua musim menjabat kapten The Gunners, Arteta lebih sering menjadi kapten yang tidak bermain karena sering cedera.
Uniknya, ketika dia menjadi pelatih Arsenal, sudah dua kaptennya pergi dalam dua bursa transfer terakhir atau enam bulan terakhir. Pada Januari lalu, striker Pierre-Emerick Aubameyang hengkang setelah terlibat friksi dengan Arteta, termasuk tidak dimainkan sepanjang Desember 2021.
Kini striker Alexandre Lacazette yang menjadi kapten pengganti Auba juga pergi dari klub London Utara tersebut. Laca –sapaan akrab Lacazette–kembali ke klub lamanya, Olympique Lyon, seiring dengan kontraknya di Arsenal habis akhir bulan ini.
Jika melihat struktur kapten di skuad Arsenal musim lalu, bek kiri Kieran Tierney merupakan pemain setelah Laca yang bisa mengenakan ban kapten. Namun, gelandang bertahan Arsenal yang pernah menjabat kapten, Granit Xhaka, punya pilihan tersendiri.
Berbicara kepada kanal TV Norwegia TV2, Xhaka lebih menyukai gelandang serang Martin Odegaard sebagai suksesor Laca. Menurut Xhaka, Odegaard sudah punya mental sebagai kapten di timnas Norwegia.
’’Dia (Odegaard) masih sangat muda, baru 23 tahun. Tapi, melihat caranya bertindak di lapangan sudah seperti pemain yang berusia 30 tahun. Tentu dia layak jadi kapten Arsenal. Dia punya DNA jadi kapten,’’ jelas Xhaka.
Kiper Arsenal Aaron Ramsdale sepakat dengan Xhaka. ’’Martin sudah di Real (Madrid) saat usianya baru 16–17 tahun. Dia sudah melihat para pemain terbaik dunia, memimpin timnas negaranya, dan pada usia 23 tahun ini sudah menjalani semuanya,’’ paparnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman