BANGKOK (RIAUPOS.CO) - Lampang FC, klub kasta kedua kompetisi Thailand menyampaikan permohonan maaf kepada Samuel Balinsa dan PSSI. Mereka mengakui kesalahan internal yang dilakukan sehingga membuat pemain asal Papua itu gagal bermain di Thai League 2.
Melalui pernyataan resmi pada Senin (10/1/2022), Lampang FC menjelaskan duduk perkara soal International Transfer Cretificate (ITC) yang bikin heboh tersebut. Mereka memastikan PSSI dan pemain bersangkutan tidak bersalah.
"Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas permasalahan ini. Kami menginformasikan bahwa terdapat kesalahan dalam proses pendaftaran pemain Lampang FC," bunyi pernyataan Lampang FC tersebut.
"Kesalahan itu berkaitan dengan aplikasi ITC yang paling lambat harus dipenuhi pada 7 Januari 2022. Namun, dokumen itu tidak dapat diselesaikan sampai batas waktu yang ditentukan. Akibatnya transfer Samuel Balinsa tidak bisa selesai sepenuhnya. Karena itu tidak bisa didaftarkan di kompetisi musim ini," bunyi pernyataan resmi Lampang FC itu lagi.
Presiden Lampang FC pun memohon agar permasalahan ini tidak berlarut-larut. Sebab, masalahnya sudah jelas dan siapa yang bersalah telah kelihatan.
"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan ini. Secara pribadi juga mohon maaf atas kekecewaaan ini bagi kedua belah pihak," begitu Lampang FC menginformasikan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi menegaskan, pihaknya jelas tidak bersalah dalam permasalahan ini. Seperti diakui Lampang FC, kesalahan mutlak ada di klub.
"Sesuai aturan, ITC hanya bisa dikeluarkan setelah Lampang FC setelah melakukan proses Transfer Matching System (TMS). Setelah itu dikirim ke PSSI," ucap Yunus Nusi.
"Tapi sampai detik ini PSSI tidak pernah menerima itu. Jadi bagaimana PSSI mau mengeluarkan ITC?" katanya menambahkan.
Lebih lanjut, Yunus Nusi meminta netizen bisa menyikapinya secara jernih. Apalagi, Lampang FC sudah memberikan klarifikasi.
PSSI memastikan tidak pernah menghalangi karier pemain Indonesia yang akan beredar di luar negeri. Termasuk Samuel Balinsa, salah satu pemain yang namanya meroket usai ikut andil membawa tim PON Papua meraih medali emas PON 2021 lalu.
"Jadi jangan menyalahkan PSSI. Bukan PSSI menghambat atau menghalang-halangi pemain. Tetapi, semua itu ada aturan dan administrasinya," imbuh Yunus Nusi.
Sumber: Lampang/PSSI/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun