FINAL LIGA CHAMPIONS

Manchester City vs Inter Milan: Pentas bagi yang Cerdas

Olahraga | Sabtu, 10 Juni 2023 - 11:00 WIB

Manchester City vs Inter Milan: Pentas bagi yang Cerdas
Grafis (DOK: RIAUPOS.CO)

ISTANBUL (RIAUPOS.CO) -  Kesempatan tidak datang dua kali, tidak berlaku bagi Pep Guardiola untuk final Liga Champions. Pernah gagal bersama Manchester City dua tahun lalu (kalah 0-1 oleh Chelsea), Pep mendapatkan kesempatan kembali tahun ini. The Citizens –sebutan City– ditantang Inter Milan di Ataturk Olimpiyat Stadyumu, Istanbul, dini hari nanti (siaran langsung SCTV/Vidio pukul 02.00 WIB).

Setelah kali terakhir memenangi Liga Champions bersama FC Barcelona pada 2011 (gelar kedua setelah 2009), Pep belum pernah lagi memenanginya di klub selain Barca. Dalam final 2021, ambisi Pep diredam Thomas Tuchel bersama Chelsea yang menggunakan skema tiga bek.


Inter yang dihadapi City dini hari nanti adalah tim dengan skema tiga bek (3-5-2). Allenatore Inter Simone Inzaghi sekaligus pengusung natural skema tiga bek sejak awal meniti karier bersama SS Lazio tujuh tahun silam. Hal itu pun jadi atensi bek City Ruben Dias.


Meski City di paruh kedua musim telah mengusung skema back three dan teruji dengan mengalahkan Bayern Munchen maupun Real Madrid, Ruben menilai hal itu bukan garansi.

’’Kami tetap harus lebih cerdas memainkannya dan melihat situasi dalam pertandingan. Final adalah pertandingan khusus,’’ tutur bek timnas Portugal tersebut seperti dilansir Daily Mirror.

Cerdas yang dimaksud adalah transisi bertahan dan menyerang dengan bek John Stones punya peran penting. Stones bisa berfungsi sebagai tandem Ruben ketika City diserang dan menjadi tandem Rodri (dobel pivot) ketika The Citizens menguasai bola. ’’Saat Anda melihat John (Stones, red) di lini tengah, dalam dua detik berikutnya dia bisa berada di sampingku,’’ beber Ruben.

Barnsley Beckenbauer –julukan baru untuk Stones– merupakan salah satu faktor yang membuat City sangat seimbang antara menyerang dan bertahan. Itu pula yang jadi senjata City memenangi Premier League dan Piala FA.

Namun, tidak ada gading yang tidak retak. Lihatlah bagaimana Ilkay Gundogan dkk bisa dua kali dipecundangi Brentford FC di Premier League 2022–2023. Takluk 1-2 di Etihad Stadium (12/11) dan 0-1 di Gtech Community Stadium (28/5). Perlu digarisbawahi, The Bees –julukan Brentford FC– memiliki skema yang sama dengan Inter (3-5-2).

Meniru cara bermain The Bees bisa menjadi referensi Simo (sapaan akrab Simone Inzaghi) untuk final dini hari nanti. Pep pun memahami bahwa Inter punya pertahanan rapat. Seperti nirbobol dalam dua kali pertemuan melawan AC Milan di semifinal Liga Champions. ”Selalu tidak mudah menghadapi klub-klub seperti Inter,’’ ucap Pep kepada Manchester Evening News.

Kepada DAZN, mantan pelatih Inter Marco Tardelli menyebutkan, final dini hari nanti memang menempatkan City sebagai favorit. Hanya, seperti kata Ruben, Tardelli percaya Simo adalah pelatih cerdas yang bisa mengubah situasi. ”Dia (Simo, red) tahu kapan timnya akan bergerak untuk mendapatkan gol kemenangan,’’ tutur Tardelli kepada Inter TV.

Momentum Dzeko
Bagi Edin Dzeko, laga di Ataturk Olimpiyat Stadyumu, Istanbul, dini hari nanti (11/6) terbilang spesial. Di usia yang menapak 37 tahun atau pengujung kariernya, Dzeko merasakan final Liga Champions untuk kali pertama.

Yang dihadapi pun klub spesial baginya, Manchester City. Dzeko adalah striker di awal The Citizens –julukan City– dimiliki Sheikh Mansour. Dzeko ikut membawa City menjuarai Premier League untuk kali pertama pada musim 2011–2012.

Setelah disingkirkan City ke AS Roma pada 2015–2016 dan dia meneruskan kariernya di Serie A bersama Inter Milan dua musim lalu, Dzeko ingin melampiaskan perasaannya kepada mantan klubnya. Seperti yang Dzeko ucapkan dalam percakapan dengan sesama mantan pemain City Joleon Lescott.

”Aku bicara dengannya (Dzeko) awal pekan ini dan dia berkata bahwa sejak pergi dari sini (City), dia sangat ingin mengalahkan City,” ungkap Lescott kepada BT Sport.

Lescott menambahkan, Dzeko akan melakukan segala yang terbaik bagi Inter. ”Seperti dulu dia pergi dari City dengan pahit, dia tentu ingin meninggalkan Inter dengan manis,” beber bek City periode 2009 sampai 2014 tersebut.

Ya, final Liga Champions bisa jadi laga terakhir Dzeko dengan mengenakan jersey Inter. Kontraknya yang habis akhir bulan ini tidak diperbarui Inter. Klub Turki Fenerbahce SK menginginkan tenaganya. Ada pula tawaran dari klub Saudi Professional League Al Hilal SC yang baru saja gagal mendapatkan tanda tangan Lionel Messi.(ren/c9/dns/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook