LEIPZIG V TOTTENHAM

Beban Besar Pelatih Spesial

Olahraga | Selasa, 10 Maret 2020 - 08:32 WIB

Beban Besar Pelatih Spesial

LEIPZIG (RIAUPOS.CO) -- Perjalanan Tottenham Hotspur dan Jose Mourinho mengejar trofi musim ini tinggal bertumpu pada Liga Champions. Kandas di Piala Liga, Piala FA, dan Premier League, Liga Champions adalah peluang terbaik. Beban Besar Pelatih Spesial

Masalahnya hasil leg pertama 16 Besar Tottenham tidak menggembirakan. Hugo Lloris dkk kalah 0-1 oleh RB Leipzig di Tottenham Hotspur Stadium pada 20 Februari lalu. The Lilywhites harus menang dengan margin dua gol kalau ingin lolos ke perempatfinal. Dini hari nanti (11/3) di Red Bull Arena, giliran Leipzig yang menjadi tuan rumah leg kedua (siaran langsung SCTV pukul 03.00 WIB).


Daily Mail, kemarin (9/3) menulis kelolosan Tottenham ke perempatfinal akan menjadi pembuktian status Mourinho sebagai pelatih spesialis trofi. Meski saat masih jadi pelatih Manchester United pada musim keduanya (2017-2018), capaian minimal satu trofi per musim sudah patah. Pada musim itu, Mourinho finis kedua di Premier League dan jadi runner-up Piala FA. Dalam lima pertandingan terakhir, Spurs tak pernah meraih kemenangan. Rinciannya kalah empat kali dan seri sekali. Spurs mencetak lima gol, kebobolan enam gol.

Mourinho menuturkan kehilangan empat pemain pilar secara berurutan membuat situasi Tottenham tak ideal. Sejak kedatangan pelatih asal Setubal Portugal akhir November, Tottenham kehilangan Harry Kane, Hugo Lloris, dan Son Heung-min karena cedera. Disusul kepergian Christian Eriksen di bursa transfer musim dingin lalu.

"Sangat jelas orang-orang sudah lelah mendengar alasan kalau badai cedera membuat Tottenham dalam kondisi yang seperti ini. Diawali Hugo (Lloris) dan diakhiri Sonny (Son Heung-min), terdengar gila tapi ini realitanya," ucap Mourinho.

"Saya lebih bangga finis empat besar bersama Tottenham musim ini daripada finis runner-up bersama (Manchester) United," tambah Mourinho dikutip ESPN.

Lini depan Tottenham memang yang paling terlihat tumpul. Namun yang paling dikeluhkan Mourinho belakangan seperti saat seri 1-1 lawan Burnley (8/3) adalah ketiadaan gelandang dengan kualitas bertahan yang apik. Jika Mourinho punya Claude Makalele saat di Chelsea periode pertama, lalu Lassana Diarra di Real Madrid, Nemanja Matic di Chelsea periode kedua dan MU, maka tak ada gelandang yang jadi andalan di Tottenham ini.

Pelatih yang membawa FC Porto dan Inter Milan itu juara Liga Champions berharap banyak kepada performa gelandang yang memegang rekor pembelian Tottenham , Tanguy Ndombele. Nyatanya Ndombele hanya bermain 45 menit kemudian diganti Giovani Lo Celso.

"Dalam pandangan saya, kami tak punya gelandang di babak pertam. Kita bukan bicara (Oliver) Skipp, melainkan Tanguy (Ndombele) yang seharusnya punya kemampuan lebih dari yang ditunjukkannya," tutur Mourinho.

Dengan situasi ini maka tugas memutus alur serangan Leipzig di leg kedua ada di pundak Lo Celso dan Harry Winks. Lo Celso disebut Mourinho lebih berkemampuan komplet dan stabil daripada Winks yang naik turun. Nah, statistik juga menjadi hal yang harus dilawan Mourinho. Sejak musim 2013-2014, Mourinho tak pernah melampaui babak 16 besar Liga Champions. Musim 2014-2015, Mourinho dan Chelsea kalah oleh PSG di 16 besar. Musim 2017-2018 bersama United, mereka disingkirkan Sevilla.

Kiper dan kapten Spurs Hugo Lloris dalam wawancara dengan RMC Sport berkata timnya harus bermain sempurna kalau ingin melaju ke delapan besar. Leipzig sudah menunjukkan kalau mereka tim yang solid di belakang dan ganas di depan.

"Kami tahu Leipzig sedang dalam kondisi sangat bagus di Bundesliga, namun Liga Champions adalah kompetisi yang berbeda. Jika kami bisa mencetak satu gol maka situasi akan berubah," tutur Lloris.

Apakah artinya Lloris mengincar adu penalti lawan Leipzig ? Bisa jadi. Leipzig tak punya pengalaman menghadapi adu penalti di fase knock out kompetisi Eropa. Sedang Tottenham, sudah tiga kali. Sekali menang dan dua kali kalah.(dra/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook