BANGKOK (RIAUPOS.CO) - Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie menukir rekor spesial. Untuk kali pertama, mereka bersama-sama mampu menembus semifinal turnamen puncak akhir tahun, BWF World Tour Finals.
Pada edisi tahun ini di Bangkok, Thailand, Ginting dan Jonatan lolos dengan status juara dan runner-up Grup B. Pada laga terakhir fase penyisihan grup hari ini (9/12), Ginting dan Jonatan sama-sama meraih kemenangan.
Di laga perdana, Jojo (sapaan akrab Jonatan) mengandaskan unggulan kedua asal Taiwan Chou Tien-chen. Jonatan menang dalam rubber game dengan skor 21-13, 12-21, dan 21-17. Untuk bisa lolos ke semifinal, Jojo memerlukan hasil lain. Jadi kemenangan ini tidak cukup. Jojo membutuhkan Ginting tampil baik dan bisa mengandaskan pesaingnya asal Singapura, Loh Kean Yew.
Bahkan Jojo tidak menonton pertandingan Ginting melawan Loh. Sebab, bagi dia, laga itu akan menegangkan. Jojo memilih untuk melakukan aktivitas lain seperti menelepon keluarganya di rumah. Ginting ternyata mampu untuk memenuhi ekspektasi Jojo. Dia menang straight game dengan skor 21-12 dan 23-21.
“Tadi menang straight game biar bisa memastikan lolos langsung tapi saya tahu tidak mudah melawan lawan seperti Chou Tien-chen yang berpengalaman apalagi dengan kondisi lapangan yang seperti ini. Dan saya mencobanya tadi,” ucap Jojo dalam siaran pers PP PBSI.
Bagi Jojo, mencapai semifinal adalah prestasi terbaiknya pada ajang BWF World Tour Finals. Sebelumnya, dia terhenti pada fase grup edisi 2019. Dalam dua edisi sebelum tahun ini, Jojo gagal lolos ke ajang ini.
Sementara itu, bagi Ginting, semifinal ini adalah keberhasilan keduanya. Sebelumnya, pada 2019, Ginting bahkan mampu untuk menembus babak final.
Hendra/Ahsan Lolos ke Semifinal
Sementara itu Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menjadi wakil Indonesia pertama yang lolos ke semifinal BWF World Tour Finals 2022. Kepastian ini didapatkan dari dua hal.
Pertama dalam laga kedua Grup B, Hendra/Ahsan mengandaskan ganda Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen. Di sisi lain, ganda Cina, Liu Yuchen/Ou Xuanyi mampu mengalahkan juara dunia 2022 asal Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Hendra/Ahsan menang dalam straight game, 21-13 dan 21-12. Sedangkan Liu/Ou menang dalam rubber game ketat 23-21, 22-24, dan 21-16.
The Daddies dan Liu/Ou sama-sama meraih dua kemenangan. Sedangkan dua pasangan lain dipastikan tersingkir karena dua kali tumbang. Hendra/Ahsan besok akan berduel dengan Liu/Ou. Pemenangnya akan menjadi juara grup B.
“Pertama alhamdulillah bersyukur bisa mencapai target lolos grup dan ke semifinal,” ucap Ahsan dikutip dari siaran pers PP PBSI.
“Untuk besok kami akan disuksi dulu apa strategi yang akan kami pakai. Yang pasti kami mau performa ini terus terjaga,” imbuh Hendra.
Hendra/Ahsan memang langsung tancap gas sejak bergulirnya BWF World Tour Finals 2022. Saat mengandaskan Astrup/Rasmussen, mereka memang sengaja menekan dari awal.
“Kami memang sengaja menekan mereka dari awal sampai akhir, fokusnya juga jangan sampai hilang,” ucap Ahsan. “Tadi kami tidak mau mengendurkan permainan karena kalau membiarkan mereka berkembang bisa bahaya, bisa susah sendiri nanti,” imbuh Hendra.
Berbeda dengan Hendra/Ahsan, Fajar/Rian yang juga sudah mengemas dua kemenangan masih harus bersabar untuk lolos ke babak semifinal dari grup A. Fajar/Rian baru bisa memastikan kelolosan di partai terakhir melawan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia). Menentukan nasib di tangan sendiri dengan meraih kemenangan menjadi jalan paling aman.
“Ong/Teo punya pertahanan yang baik, kita harus mewaspadai itu. Walau kesempatannya besar tapi kita belum lolos ke semifinal jadi besok tidak boleh lengah, tetap mengincar kemenangan dan hasil terbaik,” tutur Fajar.
Fajar/Rian sendiri terus bermain apik. Hari ini mereka membungkam perlawanan ganda nomor satu dunia asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam straight game 21-18, 21-15. Ini juga menjadi revans Fajar/Rian terhadap lawannya setelah kalah di final Malaysia Open 2022 bulan Juli lalu.
“Yang pasti kami terus mempelajari permainan Hoki/Kobayashi setelah kalah di final Malaysia Open 2022. Kami ingin terus memberikan perlawanan dan memberikan kemenangan untuk Indonesia. Di game pertama, saya merasa mainnya belum enak. Banyak touch yang belum pas. Setelah ini kita mau latihan untuk mencari lagi feeling touch-nya,” ungkap Fajar.
“Game pertama tadi kita startnya agak terlambat karena sempat tertinggal 0-5 tadi tetap mau coba terus, bagaimana kita pelan-pelan dapat satu poin demi satu poin. Kuncinya adalah fokus memegang permainan depan. Di kondisi lapangan dan shuttlecock yang susah diprediksi pegang depan dulu ada strategi terbaik,” imbuh Rian.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman