AR-RAYYAN (RIAUPOS.CO) – Jepang adalah tim terakhir yang dihentikan Kroasia di fase knockout Piala Dunia lewat adu tendangan penalti (3-1). Aksi ciamik ditampilkan kiper Kroasia Dominik Livakovic dengan menggagalkan tiga eksekutor penalti Jepang. Yakni, Takumi Minamino, Kaoru Mitoma, dan Maya Yoshida.
Ternyata, di balik performa apik Livakovic, ada peran kiper Kroasia kala meraih runner-up Piala Dunia 2018 Danijel Subasic. Di Rusia empat tahun lalu, Subasic membantu Vatreni –julukan Kroasia– memenangi adu penalti dalam babak 16 besar (3-2 atas Denmark) maupun perempat final (4-3 atas Rusia). Total Subasic melakukan empat penyelamatan. Dia bersanding dengan rekor Sergio Goycochea (Argentina) dan Harald Schumacher (Jerman).
’’Nasihat? Tidak, Livi (sapaan akrab Livakovic, red) tidak perlu nasihatku. Tetapi, kami memang sering berbicara, berdiskusi. Termasuk ketika dia sedang di Qatar saat ini,’’ beber Suba –sapaan akrab Subasic– kepada NovaTV.
Meski tidak mengakui secara langsung, keberhasilan Livakovic melakukan tiga penyelamatan dalam satu adu penalti telah menyamai capaian Subasic saat lawan Denmark di Piala Dunia 2018.
’’Tentu saja bukan capaian sembarangan ketika dua kiper Kroasia sukses melakukan tiga penyelamatan penalti masing-masing, dalam dua edisi beruntun Piala Dunia, dan di babak yang sama (16 besar, Red),’’ tutur Suba yang saat ini berusia 38 tahun dan memperkuat klub raksasa Kroasia Hajduk Split tersebut.
Selain rekor kiper dengan tiga penyelamatan penalti, Kroasia bisa menorehkan rekor sebagai raja adu penalti di Piala Dunia. Saat ini Kroasia bersanding dengan Jerman sebagai negara yang paling sering memenanginya atau tiga kali. Bandingkan dengan lawan Kroasia di perempat final nanti malam, Brasil. Sejak era 2000-an, Brasil hanya sekali berhadapan dengan babak tos-tosan. Yakni, dalam 16 besar Piala Dunia 2014 menghadapi Cili. Brasil memenanginya dengan skor 3-2.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman